Sabtu, 09 Januari 2016

KEPAKAN SAYAP MUSLIMAH KAFFAH


Kepakan Sayap Muslimah Kaffah

Muslimah Kaffah, Laksana malaikat bersayap indah, mengepakan sayap kanannya dengan iman dan kepakan sayap kiri dengan taqwa, ketika sayap-sayap itu istiqamah maka akan mengantarkan setiap insan pada jalan cahaya menuju surga-Nya. Semua itu dihitung dari berapa banyak pahala yang telah dikumpulkan. Untuk mengumpulkan pundi-pundi pahala maka dibutuhkan sebuah formula, di antaranya ialah:

Antara Muslimah dan Kaffah
Muslimah adalah sebuah panggilan bagi seorang perempuan Islam, sedangkan kaffah memiliki pengertian menyeluruh. maka antara muslimah dan kaffah merupakan dua unsur yang harus disatukan kemudian membentuk makna, bahwa seorang harus menjadi seorang muslimah secara keseluruhan baik itu sikap dan sifatnya, ibadah, sesuai dengan ketentuan Islam yang kan berdampak baik  pada kehidupan dunia dan akhirat.
Al-Quran menjelaskan juga pada manusia untuk mengislamkan dirinya secara kaffah seperti dalam surah al-Baqarah ayat 208 yang berbunyi:
$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=äz÷Š$# Îû ÉOù=Åb¡9$# Zp©ù!$Ÿ2 Ÿwur (#qãèÎ6®Ks? ÅVºuqäÜäz Ç`»sÜø¤±9$# 4 ¼çm¯RÎ) öNà6s9 Arßtã ×ûüÎ7B ÇËÉÑÈ  
Artinya: wahai orang yang beriman! Masuklah dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh ia musuh yang nyata bagimu.
Sifat dan sikap muslimah yang kaffah tercermin dalam keseharian, contoh kecilnya saja tersenyum saat bertemu dengan siapa pun itu, selalu berpikiran positif, juga tidak menyImpan penyakit hai seperti iri dengki, hasad, hasud, dkk. Jika ingin menjadi muslimah kaffah, tapi masih setengah-setengah, maka niat itu akan luntur bersama dosa yang diperbuat
Ibadah seorang muslimah kaffah, menjalankan syariatnya dengan sepenuh hati, contoh kecilnya lagi seperti shalat tepat waktu, raganya tidak selalu dibasahai wudhu. Ibadah-ibadah yang wajib maupun yang sunnah, dijalankan maka muslimah sudah menjalani proses menuju kaffahnya, dan mengepakan sayap kanannya dengan iman untuk menuju surga-Nya.

Hijrah Sesegera Mungkin
Ingin masuk surga? Makanya cepat-cepat pindah dari masa jahiliyah menuju masa yang tenang dan teduh akhlaknya. Memang manusia tidak luput dari kesalahan dan dosa. Allah akan selalu membuka pintu maaf bagi hambanya yang mau bertobat. Lalu bagaimana dengan waktu untuk berhijrah itu? maka jawabannya sederhana sekarang.
 jika sudah memiliki niat kenapa harus ditunda? Karena akan ada beribu-ribu setan yang akan berusaha menghasut sampai kita membatalkan niat. Memang saat hijrah kita tidak langsung  sepenuhnya berubah kaffah, tapi butuh proses untuk mencapai hijrah yang hakiki itu.
Bagi muslimah, yang merasa udah PMS, memang sebuah keharusan untuk menutupi auratnya dari mulai ujung kepala hingga ujung kaki. Sepertinya setiap muslimah sudah tahu akan kewajiban hal itu, tapi hanya sebagian muslimah saja yang peka, hingga muncullah fenomena seorang perempuan mengaku Islam tapi tidak memakai hijab. Banyak tulisan yang mencantumkan ayat ini sebagi pondasi untuk berhijab, sekali lagi maka renungkanlah.
$pkšr'¯»tƒ ÓÉ<¨Z9$# @è% y7Å_ºurøX{ y7Ï?$uZt/ur Ïä!$|¡ÎSur tûüÏZÏB÷sßJø9$# šúüÏRôム£`ÍköŽn=tã `ÏB £`ÎgÎ6Î6»n=y_ 4 y7Ï9ºsŒ #oT÷Šr& br& z`øùt÷èムŸxsù tûøïsŒ÷sム3 šc%x.ur ª!$# #Yqàÿxî $VJŠÏm§ ÇÎÒÈ  

Wahai nabi! Katakanlah kepada isteri-isteri, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, “hendaklah menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah dikenali, sehingga mereka tidak mudah diganggu, dan Allah maha penyayang dan maha pengampun.
Berbagai alasan menjadi keputusannya untuk tidak menjalankan syariat.Alasan-alasan tersebut seperti takut kecantikannya tidak terlihat, belum siap, mau menjilbabi hati dulu baru raga, ada lagi karena alasan profesi, dan dilarang suami. Semua itu basi. Sebagai muslimah yang pernah mengenyam pendidikan pasti tahu, Islam juga memiliki alasan kenapa memerintahkan kita untuk berhijab, diantaranya yang mengatakan bahwa hijab akan menutupi kecantikan, justru kebalikannya hijab berfungsi sebagai pelindung kecantikan  bagi diri agar tidak cacat sedikitpun baik fisik maupun mentalnya, baik itu dari fitnah-fitnah, juga dari kejahatan yang siap mengintai di manapun berada, rata-rata perempuan yang mengalami kejahatan apalagi kejahatan fisik adalah mereka yang tidak menutup auratnya.
Kemudian belum siap, Islam sudah mewanti-wanti para muslimah untuk berhijab setelah akhir baligh bukankah itu menjadi alasan kuatnya, jika kita mengatakan belum siap karena masih banyak hal yang harus diubah dalam diri yang dilakukan, itu salah karena dengan mengenakan hijab ia akan menjadi kontrol diri untuk tidak melakukan kejahatan. Terkadang saat mengenakan hijab rasa malu untuk berbuat kejahatan itu ada, hingga ia memang sebagai pengontrol diri. Alasan profesi, itu bukanlah hal yang perlu menjadi dasar kuat untuk menutup hati pada hijab, percayalah Allah telah mengatur setiap rezeki kepada umatnya, ada banyak profesi lain yang bisa kita pilih untuk menuju ridha-Nya.

Istiqamah Harga Mati
Bagi yang sudah memakai hijab, perlulah istiqamah walau seperti apa pun badai menghantam. Dengan hijablah muslimah akan menuju kaffahnya iman dan taqwa. Jangan jadi muslimah yang setengah-setengah, jika kita berKTP Islam, maka seluruh kehidupan yang dijalani harus sesuai syariat. Semakin diri berbuat baik maka selama itulah pahala itu akan terus mengalir.
Memang saat kita berkomitmen untuk berhijrah badai yang menghantam begitu kuat, apa lagi di tengah kehidupan era modernitas saat ini, menuntut manusianya untuk mengikuti gaya hidup yang terkadang bertentangan dengan Islam, tapi sebagai muslimah yang cerdas haruslah menanamkan istiqamah di setiap gerak denyut nadi, dan berpegang pada sayap kanan dengan iman dan sayap kiri dengan taqwa, agar tidak jatuh terhempas di tempat yang salah, dan sayap itu akan membawa ke tempat yang benar.