Senin, 01 Februari 2016

LOVE STORY IN MY CLASS

LOVE STORY IN MY CLASS

Ditemani dengan pop mie, terasa cocok untuk menemani saat hujan, juga menemaniku menuangkan sekelumit kisah hari ini. Topik tentang pasangan hidup tampaknya sedang booming-boomingnya di kelas, apalagi kalau udah mata kuliah fiqih, pasti pertanyaannya terkadang menyimpang masalah seputar pernikahan. Jika sudah ,membahas hal tersebut kelas menjadi hidup, yang ngantuk setengah hati jadi melek sepenuh hati, tertawa sambil senyum-senyum tak jelas saat mendengar penejelasan dosen.

Ada lagi ketika dosen masuk melihat kelangkaan lelaki di kelas, mengatakan dunia itu memang sudah tampak jelas tanda-tanda kiamatnya di kelas ini, laki-lakinya aja tinggal 5 orang, oh no, terus beliau bilang buat para cewek-cewek harus siap-siap dimadu, oh gak kebayang apa jadinya nanti. Teori poligami sepertinya sudah meracuni sebagian pikiran orang-orang di kelas, sehingga mendoktrin semau hatinya, cieh bahasaku berat amat dah.

Permasalahannya adalah kenapa seseorang yang single seperti diharamkan di kelas, sampai-sampai ada yang bertanya kamu maunya yang seperti apa nanti aku carikan. Mirisnya nasib. Terus pakai acara dijodoh-jodohin lagi, sekarang bukan zamannya siti nurbaya lagi ya. Apalagi di setiap kesempatan selalu menggoda tak jelas, terkadang risih juga sih ngeliatnya.

Bagi sebagian orang untuk berkomitmen bukanlah hal yang biasa, karena ia memandangnya begitu istimewa sehingga ia menunggu waktu yang tepat sambil memperbaiki dirinya untuk menunggu masa itu. Memang cinta yang ditawarkan dalam bentuk pacaran tampak seperti menggugah, tapi sayangnya tak semua orang menginginkan cinta semacam itu, cinta adalah sebuah rasa yang patut dihormati, tanpa ternodai sedikit pun dengan cinta yang semu itu.

cinta memang terlihat manis di awal, tapi terkadang ada sebuah akhir yang menyakitkan. Contohnya saja ada orang yang pacaran selama 7 tahun dari sma sampai kuliah, udah kenal sama keluarga terus putus begitu saja di tahun ke-7nya, gak mau deh kejadian tersebut terjadi pada diri, semoga saja dijauhkan amin.