Sabtu, 27 Februari 2016

CERPEN: GADIS TANGRAI

Synopsis
*Tak akan pernah sirna, jika bait-bait ketulusan menari indah di atas segala keindahan dari rangkaian kata yang terucap dari kedua bibir
*Keanggunan hakiki bukan tercipta dari elok rupawan, melainkan persembahan dari sebongkah hati yang pandai bersyukur

Gadis Tangrai

“Kita sambut pemenang tahun ini adalah…………….?”
Semua tampak tegang dan tak bersuara, hanya suara penonton yang bersorak agar jagoan mereka menang.
“Putri Sejagad tahun ini diberikan kepada………. WATI JAMILAH” suara pembawa acaranya lantang menyebut namaku sebagai pemenang.
Aku pun rasanya tak percaya, berjalan dengan tubuh yang langsing, tinggi 177, berat badan 45, dan rambut panjang bergelombang melengkapi kecantikanku malam ini. Mahkota putri sejagad pun disematkan di kepalaku, sambil menerima selempang bertuliskan putri sejagad, aku berpikir apakah ini mimpi, aku pun berjalan sambil melambaikan tangan ke arah penonton sambil membawa piala, saat aku berjalan dengan anggunnya laksana putri di negeri dongeng itu, kemudian  ada suara memanggil namaku, sepertinnya kukenal.
***
“WATTTTIIIIIIIIIIII” itu adalah suara Indah temanku
Aku pun terkaget dan membuka kedua kelopak mataku dan melihat Indah  mengoyang-goyangkan punggungku. Aku pun mengangkat kepalaku dari meja sambil mengucek-ngucek mata. Dan ini memang hanya mimpi
“Kamu tadi mimpi apa sih, tidur kok lambai-lambai tangain senyum-senyum tak jelas lagi”
“Teman-teman si Gadis Tangrai ini berkhayal jadi putri sejagad kali ya, masa dia melambaikan tangan. Ya itu tidak akan pernah mungkin terjadilah, lihat saja tubunya yang sintal, saat berjalan tubuhnya bergoyang. Goyang lemak maksudnya.” Kelas pun di isi dengan suara tertawaan.
Rasanya aku ingin mencincangnya habis-habisan, mulut cowok-cowok di kelas ku itu seperti ular berhati harimau, tahu kapan akan menerekamku. Sejak aku masuk di jurusan kedokteran ini, mereka seperti tidak percaya dan aku selalu menjadi bahan ejekan di kelas. Aku selalu dipanggil gadis tangrai karena tempat tinggalku berada di sana, apalagi tempat tersebut merupakan kawasan keluarga bahagia, memiliki postur tubuh sumo, tapi julukan gadis tangrai itu ada kepanjangnnya yaitu TANGRAI (TANGGUH DAN BERANI) mereka selalu bilang bahwa aku adalah sesosok perempuan yang tubuhnya kekar dan selalu melawan mereka hingga membuat mereka lari terbirit-birit, tapi itu tidak membuat mereka tobat, dan selalu mengusik zona tenangku.
Hari ini mereka benar-benar merusak suasana hatiku, mimpi indahku tadi, dirusak dengan kata-kata yang menghempaskan harapanku. Aku pun menarik tasku di atas meja dan bergegas di hadapan mereka untuk pulang ke rumah, tanpa memperdulikan Indah memanggilku
“Wat, kita masih ada jam kuliah lagi loh” ia meneriaki aku dari jauh, tapi aku tidak memperdulikannya hanya berlalu saja, kali ini mereka benar-benar keterlaluan, candaan seperti itu sama sekali tidak lucu bagiku.
***
Hampir seminggu aku tidak masuk sekolah, hanya Indah yang peduli dan menjengukku di rumah. keadaanku yang pucat dan gemetaran membuat ia begitu kaget padaku.
“Wat, kamu sakit apa kok pucat abis?” ia duduk di sampingku sambil matanya melotot tak percaya.
“Aku, terkena mah kronis ndah, seminggu yang lalu, saat aku pulang kuliah aku tidak ada makan sama sekali dan aku lanjutkan keesokan harinya, sebenarnya niatku untuk diet, tapi keadaannya berbalik jadinya aku diponis mah akut ndah. Makanya hari ketiga dan selanjutnya aku tidak masuk kuliah, sekarang pun aku merasa tidak nafsu untuk makan.”
“Apa gara-gara kata si Bagong itu ya? Kamu kan perempuan tahan banting apalagi masalah ejekan sepele itu, kamu kan dijuluki Gadis Tangrai, gadis tangguh dan berani, terus gara-gara ejekan mereka jadi letoy. udah deh wat jangan nyiksa diri, nanti hilang loh julukan itu!”
“Tapi si Bagong ada benarnya juga, badanku terlampau berat ndah. Tinggi 157, berat 60 kilo membuatku seperti badut yang siap mengoyangkan taman kanak-kanak”
Hahaha, ada-ada saja kamu Wat. Nih aku beri tahu ya, ada sebuah penyakit yang namanya ANOREKSIA, yang merupakan sebuah penyakit di mana berat badan seseorang mulai menurun secara drastis hingga postur tubuhnya menjadi tidak normal lagi bahkan seorang bisa kehilangan keseimbangan dalam bergerak karena tubuhnya sudah seperti tengkorak, salah satu penyebabnya adalah dari diet ekstrim yang seperti kamu itu loh. Kalau tidak percaya kita buka embah google ya” indah pun mengambil handphonenya dan mulai mencarinya di embah google.
“Ya ampun Ndah, kok seram amat. Ih kok jadi gitu sih, tulangnya seperti mau keluar gitu, kalau sudah terjadi seperti itu bisa disembuhkan atau tidak ya?”
“Nah, kalau sudah terjadi seperti ini kecil kemungkinan Wat. Kalau kamu mau badan ideal seperti aku, caranya gampang kok, cukup jaga pola makan, hindari makanan yang terlalu berlemak, terus jangan terlalu stress, karena itu merupakan pemicu seseorang bisa makan dengan porsi berlebih. Mulai dari sekarang singkirkan cara pandang yang negatif hasil yang baik akan tercipta dari niat baik. terakhir adalah kita memang harus ikhlas dan sabar, menghargai diri sendiri itu akan lebih baik Wat, banyak-banyak bersyukur atas apa yang kita punya sekarang”
“Kamu benar Ndah, selama ini aku kurang bersyukur, masih banyak orang yang kurang beruntung dari aku. Oke buk dokter mulai sekarang, saya Wati Jamilah akan berjanji tidak akan pernah galau lagi dan akan menjalankan hidup sesuai dengan kaidah yang sebenarnya dan Indah Salona Aurora menjadi saksi atas ikrarku mulai detik ini”
“Ye, akhirnya wati Jamilah insaf” Indah pun bertepuk tangan, aku pun dipeluknya.
“Kok kita jadi alai ya, ndah tapi tak lah mengapa yang penting aku sudah sadar”
***
Kini hari-hari yang kulewati disertai dengan canda tawa bersama teman-teman, tanpa memperdulikan apa kata mereka yang usil kepadaku. sekarang aku kembali menjadi GADIS TANGRAI (TANGGUH DAN BERANI) lagi dan aku mulai menjalani rutinitas. Dan kebiasaanku di kampus pun kujalani, saat tidak ada dosen yaitu tidur sejenak sambil memimpikan keindahan yang tercipta dari lubuk hati, hingga orang-orang kaget dibuat oleh ku karena begitu indahnya mimpiku. Aku mengigau sambil tersenyum dengan kepala masih di atas meja, mata terpejam, tangan pun kulambai-lambai kan ke atas secara perlahan meniru putri sejagad yang sedang berpose ketika dinobatkan menjadi pemenang.
“Si Gadis Tangrai itu kenapa lagi, ngigau di siang bolong”
“Heh Bagong, jangan gangu si Gadis Tangrai itu ya. Kamu harus tahu si Wati itu tengah memasuki fase REM atau Rapid Eye Movement, yaitu sebuah fase dalam tidur yang sering mendatangkan mimpi”
Duh-duh buk dokter super sekali anda. Udah deh gak usah sok ilmiah gak mampan.” Si Bagong membalasnya
“Ya udah terserah kamu. Pokonya jangan gangguin orang lain ya. Coba kalau kamu berada di posisi dia apa yang akan kamu rasakan jika dibully seperti ini?. jika ingin bertindak itu lihat impectnya ke orang itu apa. Sekali-kali gunakan hati nurani kamu bukan ego-mu.” Si Indah pun mengamuk pada Bagong, setelah berbicara ia pun pergi dari hadapan si Bagong.