Synopsis
*Tak akan pernah sirna, jika bait-bait
ketulusan menari indah di atas segala keindahan dari rangkaian kata yang
terucap dari kedua bibir
*Keanggunan hakiki bukan tercipta dari elok
rupawan, melainkan persembahan dari sebongkah hati yang pandai bersyukur
Gadis Tangrai
“Kita
sambut pemenang tahun ini adalah…………….?”
Semua
tampak tegang dan tak bersuara, hanya suara penonton yang bersorak agar jagoan
mereka menang.
“Putri
Sejagad tahun ini diberikan kepada………. WATI JAMILAH” suara pembawa acaranya
lantang menyebut namaku sebagai pemenang.
Aku
pun rasanya tak percaya, berjalan dengan tubuh yang langsing, tinggi 177, berat
badan 45, dan rambut panjang bergelombang melengkapi kecantikanku malam ini.
Mahkota putri sejagad pun disematkan di kepalaku, sambil menerima selempang
bertuliskan putri sejagad, aku berpikir apakah ini mimpi, aku pun berjalan
sambil melambaikan tangan ke arah penonton sambil membawa piala, saat aku
berjalan dengan anggunnya laksana putri di negeri dongeng itu, kemudian ada suara memanggil namaku, sepertinnya
kukenal.
***
“WATTTTIIIIIIIIIIII”
itu adalah suara Indah temanku
Aku
pun terkaget dan membuka kedua kelopak mataku dan melihat Indah mengoyang-goyangkan punggungku. Aku pun
mengangkat kepalaku dari meja sambil mengucek-ngucek mata. Dan ini memang hanya
mimpi
“Kamu
tadi mimpi apa sih, tidur kok lambai-lambai tangain senyum-senyum tak jelas
lagi”
“Teman-teman
si Gadis Tangrai ini berkhayal jadi putri sejagad kali ya, masa dia melambaikan
tangan. Ya itu tidak akan pernah mungkin terjadilah, lihat saja tubunya yang
sintal, saat berjalan tubuhnya bergoyang. Goyang lemak maksudnya.” Kelas pun di
isi dengan suara tertawaan.
Rasanya
aku ingin mencincangnya habis-habisan, mulut cowok-cowok di kelas ku itu
seperti ular berhati harimau, tahu kapan akan menerekamku. Sejak aku masuk di
jurusan kedokteran ini, mereka seperti tidak percaya dan aku selalu menjadi
bahan ejekan di kelas. Aku selalu dipanggil gadis tangrai karena tempat
tinggalku berada di sana, apalagi tempat tersebut merupakan kawasan keluarga bahagia,
memiliki postur tubuh sumo, tapi julukan gadis tangrai itu ada kepanjangnnya
yaitu TANGRAI (TANGGUH DAN BERANI) mereka selalu bilang bahwa aku adalah
sesosok perempuan yang tubuhnya kekar dan selalu melawan mereka hingga membuat
mereka lari terbirit-birit, tapi itu tidak membuat mereka tobat, dan selalu mengusik
zona tenangku.
Hari
ini mereka benar-benar merusak suasana hatiku, mimpi indahku tadi, dirusak
dengan kata-kata yang menghempaskan harapanku. Aku pun menarik tasku di atas
meja dan bergegas di hadapan mereka untuk pulang ke rumah, tanpa memperdulikan
Indah memanggilku
“Wat,
kita masih ada jam kuliah lagi loh” ia meneriaki aku dari jauh, tapi aku tidak
memperdulikannya hanya berlalu saja, kali ini mereka benar-benar keterlaluan,
candaan seperti itu sama sekali tidak lucu bagiku.
***
Hampir
seminggu aku tidak masuk sekolah, hanya Indah yang peduli dan menjengukku di
rumah. keadaanku yang pucat dan gemetaran membuat ia begitu kaget padaku.
“Wat,
kamu sakit apa kok pucat abis?” ia duduk di sampingku sambil matanya melotot
tak percaya.
“Aku,
terkena mah kronis ndah, seminggu yang lalu, saat aku pulang kuliah aku tidak
ada makan sama sekali dan aku lanjutkan keesokan harinya, sebenarnya niatku
untuk diet, tapi keadaannya berbalik jadinya aku diponis mah akut ndah. Makanya
hari ketiga dan selanjutnya aku tidak masuk kuliah, sekarang pun aku merasa
tidak nafsu untuk makan.”
“Apa
gara-gara kata si Bagong itu ya? Kamu kan perempuan tahan banting apalagi
masalah ejekan sepele itu, kamu kan dijuluki Gadis Tangrai, gadis tangguh dan
berani, terus gara-gara ejekan mereka jadi letoy. udah deh wat jangan nyiksa
diri, nanti hilang loh julukan itu!”
“Tapi
si Bagong ada benarnya juga, badanku terlampau berat ndah. Tinggi 157, berat 60
kilo membuatku seperti badut yang siap mengoyangkan taman kanak-kanak”
“Hahaha, ada-ada saja kamu Wat. Nih aku
beri tahu ya, ada sebuah penyakit yang namanya ANOREKSIA, yang merupakan sebuah
penyakit di mana berat badan seseorang mulai menurun secara drastis hingga
postur tubuhnya menjadi tidak normal lagi bahkan seorang bisa kehilangan
keseimbangan dalam bergerak karena tubuhnya sudah seperti tengkorak, salah satu
penyebabnya adalah dari diet ekstrim yang seperti kamu itu loh. Kalau tidak
percaya kita buka embah google ya”
indah pun mengambil handphonenya dan mulai mencarinya di embah google.
“Ya
ampun Ndah, kok seram amat. Ih kok jadi gitu sih, tulangnya seperti mau keluar
gitu, kalau sudah terjadi seperti itu bisa disembuhkan atau tidak ya?”
“Nah,
kalau sudah terjadi seperti ini kecil kemungkinan Wat. Kalau kamu mau badan
ideal seperti aku, caranya gampang kok, cukup jaga pola makan, hindari makanan
yang terlalu berlemak, terus jangan terlalu stress, karena itu merupakan pemicu
seseorang bisa makan dengan porsi berlebih. Mulai dari sekarang singkirkan cara
pandang yang negatif hasil yang baik akan tercipta dari niat baik. terakhir
adalah kita memang harus ikhlas dan sabar, menghargai diri sendiri itu akan
lebih baik Wat, banyak-banyak bersyukur atas apa yang kita punya sekarang”
“Kamu
benar Ndah, selama ini aku kurang bersyukur, masih banyak orang yang kurang
beruntung dari aku. Oke buk dokter mulai sekarang, saya Wati Jamilah akan
berjanji tidak akan pernah galau lagi
dan akan menjalankan hidup sesuai dengan kaidah yang sebenarnya dan Indah
Salona Aurora menjadi saksi atas ikrarku mulai detik ini”
“Ye,
akhirnya wati Jamilah insaf” Indah pun bertepuk tangan, aku pun dipeluknya.
“Kok
kita jadi alai ya, ndah tapi tak lah
mengapa yang penting aku sudah sadar”
***
Kini
hari-hari yang kulewati disertai dengan canda tawa bersama teman-teman, tanpa
memperdulikan apa kata mereka yang usil kepadaku. sekarang aku kembali menjadi
GADIS TANGRAI (TANGGUH DAN BERANI) lagi dan aku mulai menjalani rutinitas. Dan kebiasaanku
di kampus pun kujalani, saat tidak ada dosen yaitu tidur sejenak sambil
memimpikan keindahan yang tercipta dari lubuk hati, hingga orang-orang kaget
dibuat oleh ku karena begitu indahnya mimpiku. Aku mengigau sambil tersenyum dengan
kepala masih di atas meja, mata terpejam, tangan pun kulambai-lambai kan ke
atas secara perlahan meniru putri sejagad yang sedang berpose ketika dinobatkan
menjadi pemenang.
“Si
Gadis Tangrai itu kenapa lagi, ngigau di siang bolong”
“Heh
Bagong, jangan gangu si Gadis Tangrai itu ya. Kamu harus tahu si Wati itu
tengah memasuki fase REM atau Rapid Eye
Movement, yaitu sebuah fase dalam tidur yang sering mendatangkan mimpi”
“Duh-duh buk dokter super sekali anda. Udah
deh gak usah sok ilmiah gak mampan.” Si Bagong membalasnya
“Ya
udah terserah kamu. Pokonya jangan gangguin orang lain ya. Coba kalau kamu
berada di posisi dia apa yang akan kamu rasakan jika dibully seperti ini?. jika ingin bertindak itu lihat impectnya ke orang itu apa. Sekali-kali
gunakan hati nurani kamu bukan ego-mu.” Si Indah pun mengamuk pada Bagong,
setelah berbicara ia pun pergi dari hadapan si Bagong.