Tentang
Empat Warna Pelangi Persahabatan
Entah kenapa aku suka
menulis tentang kenangan. Saat menulis bait demi bait tulisan, rasa bahagia itu
selalu mengembang di bibir ini. Dengan menulis kenangan sedikit mengobati rasa
kesedihan dalam kehidupan. Aku hanya berharap kalian juga ingat tentang kita.
kenangan yang indah perlu diingat sampai kapanpun, mungkin hanya ini saja yang
bisa aku berikan untuk kalian. Saat aku ingin menulis tentang kita, inspirasi
itu mengalir lewat foto-foto masa lalu yang penuh keluguan. Hidup hanya sekali
teman, izinkan aku untuk menulis tentang persahabatan kita dari kecil.
Apa kabar Butet, Ewit,
dan juga Tikot, aku kangen kalian, suer demi apapun, hehe, alay ya. Abis baca
tulisan ini siap-siap mulas, terus diare ya, tapi tanggung sendiri ya. Kalau
begitu saksikan cuplikan-cuplikan kisah kita, jangan lupa siapkan tissue, pop corn, terus airnya juga ya, hehehe
Tentang
Profil Empat Warna Pelangi
Ngomongin profil, ingat
gak kita tuh punya panggilan aneh, memang kalian terkadang punya tingkat
kejahilan yang kadang yebelin, nama yang indah jadi jelek dan kadang mengundang
tawa jika mengingatnya. Ok kita mulai dari paling tua dulu ya, eits sabar
jangan marah dulu maksudnya yang paling dewasa pimikirannya, ia adalah sesosok
perempuan anggun berkulit putih asli gak pakai pemutih yang nama lengkapnya tri
sartika 25 januari 1995, anak perempuan satu-satunya dalam keluarga, anaknya
cukup jail menurutku tapi enak diajak curhat, tau gak apa panggilan
kebangsaannya Mak Padu’, entah siapa pencetusnya, tapi yang jelas karena ia
memang banyak memiliki tahi lalat di wajah dan dalam bahasa melayu sanggau itu
disebut padu, jadilah ia dijuluki mak padu’. Terus ia sekarang sedang
melanjutkan pendidikannya di Universitas Tanjungpura, jurusan PGPAUD. Kita
doakan supaya apa yang ia inginkan tercapai ya, amin. Sebagai teman aku hanya
berpesan padamu, seberat apapun kehidupan yang kau jalani semoga tetap kuat,
dan jangan pernah mengadaikan hijabmu dengan apapun. Aku percaya suatu hari
nanti pasti kau akan menjadi orang yang sukses.



Ngomongin tentang
keceriaan, apalagi masa kecil saat duduk di bangku sekolah dasar, bagaikan
sayur yang rasanya pas, hehe plus masa kecil sangat bahagia. Aku, butet, ewit,
dan mak padu’ bersekolah di MIS al- wardah di Balai Karangan. Entah kenapa rasa
kebersamaan itu muncul begitu saja. sebenarnya tidak hanya kami berempat yang
berteman namun melainkan ada yang lain juga, maka kenangan ini kupersembahkan
juga untuk teman-teman di masa SD yang pernah merasakan hal yang sama. Kalau mengingat
masa SD itu loh, terkadang bisa senyum-senyum sendiri.
Ingat gak saat kita
bermain di depan kelas, pada waktu itu
permainannya mungkin hanya satu-satunya yang ada dunia, yaitu bermain
guling-guling di jurang, tapi jurangnya gak seseram yang kalin pikirkan ya,
jurangnya cukup tinggi namun rumput-rumput yang tinggi menghiasi depan kelas,
tapi ternyata ada manfaatnya juga bermain guling-guling di jurang ini,
rumputnya hampir rata, tidak perlu dipotong lagi. Banyak sekali kenangan di depan kelas itu, setiap
kali aku menoleh ke arah sekolah kita teman.
Tapi, ada satu hal yang
cukup mengelitik juga, ingat kan Tet, Wit, Kot, dengan yang namanya Maya, ia
mengaku punya kekuatan bisa mengangkat sekolah, terus entah kenapa waktu itu
dia, berjalan di depan jurang seperti orang kesurupan dan sampai di tepi jurang
langsung pingsan, hahaha memang pembohong hebat ya, dulunya kita
percaya-percaya aja hal yang begituan. Terus si Iga ingat gak dia bilang bahwa
ayahnya pernah bawa mobil opletnya dengan cara terbang. Mungkin itu bisa
dibilang dongeng tak masuk akal.
Ingat deh dulu waktu SD
bertemannya juga ada genknya, kita termasuk genk alim. Soal penampilan uh, pada
culun-culun deh. Ingat ada satu foto yang membuktikan bahwa keculunan itu
sangat mengundang tawa, waktu itu aku masih memakai kerudung panjang, lucu aja
sekolahnya pakai kerudung tapi baju dan roknya setengah tiang. Dan pada saat
itu juga aku dipanggil panjang, sebelum dipanggil jaroy.
Ikatan
rasa yang kuat
Setelah masuk masa SMP,
kedekatan itu pun menjadi trend di setiap harinya, apalagi karena satu kelas,
tapi hanya tikot yang beda kelas. aku merasa bahwa ewit, dan butet adalah
sahabat yang tak terpisahkan waktu itu, ke mana-mana pasti selalu bersama, sampai
waktu ngojek aja sering bertanjal. Hahaha. Banyak hal yang tak bisa kulupakan
tentang kebersamaan itu, lewat kalianlah awal aku berani untuk menjadi orang
mengukir impian. Ikatan rasa yang begitu kuat itu sulit untuk terhapus dari
memori ini teman. Ingat gak saat kita mangang di rintau, aku merasa ikatan
persahabatan itu terasa sangat dan sangat kuat, melebihi apapun. Sampai saat
ini aku merasa rindu dengan kalian, rindu saat kita manggang ikan yang walaupun
aku tak suka makan ikan, tapi aku suka masa-masa itu, tertawa sama-sama, dan
melihat keindahan ciptaan tuhan bersama, sumpah rindu abis sob.
Foto di atas mungkin foto
terakhir kita pada saat libur bulan puasa saat libur semester, tapi aku merasa
visi misi kita telah berbeda, tapi semoga kapan-kapan lagi kita bisa ngumpul
bareng. Juga encolet adalah momentum yang tak bisa terlupakan dalam kehidupan
ini, hehehe. Sensasi sambal belacan buatan tika, dan ulekan si butet, dan
melihat ewit dengan muka masamnya saat menyoletkan buah yang asam, atau sensasi
tersedak ala diriku, hingga membuat diriku merasa untuk ribuan kalinya menyebut
aku kangen kalian!!!!!
foto bersama teman-teman SD dan SMP