Sabtu, 30 Januari 2016

PUISI TENTANG HUJAN

Sore di bulan Januari, terasa aneh jika tak ada hujan. Meski senja tak terlihat indah karena pesona lembayungnya, hujan juga membawa romantisme bagi yang memaknainya dengan sepenuh hati. ketika pertanda hujan mulai dirasakan setiap orang sibuk dengan argumennya masing-masing ada yang bergegas ngebut-ngebutan, ada yang memasangkan jas hujan, tapi aku saat hujan itu turun, mengingatkan pada masa kecil yang tertawa bahagia menari diiringi rintik-rintik hujan kesana- kemari karena begitu senangnya terhadap hujan. Kini, hanyalah bisa menunggu ia reda, barulah pergi, dan hujan akan membawa kisah, yang terkadang membuat kita tersenyum tiada dusta di dalamnya karena this a moment imposible tobe possible, and so imprsive, guys, finaly you can try!!!!!!!!!!



Bait-bait hujan
Tanpa sadar pandangan berada
Di antara rintik-rintik hujan
Menjelma menjadi bait-bait
Keindahan mengalun berdesir
Hingga jatuh ke dasar hati

Berdiri menghadap bait-bait hujan
Terasa istimewa sepanjang hari
Karena pesonamu sempat menahanku
Sejenak tuk memandangmu takjub
Membiarkan setiap detiknya  mengalir
Bersama bibir yang tersenyum simpul

Hanya saja di antara bait-bait hujan itu
Tuk Menggapai kemewahan yang dialirkan
Terasa tak mungkin, karena perlu menghitungnya
Butuh energi sekuat hati tuk menghadapinya

Memandangimu saja adalah bahagiaku
Tak perlu jejak tuk mengenangmu
Walaupun tak akan bisa menjadi bagian
Bait-bait hujan yang menggema
Cukup dengan dua bola mata menjadi saksi
Keberadaanmu

Berkelana dalam hujan
Kaki seakan berjalan tak tentu arah
Waktu seakan membisu
Gemuruh hati seakan memuncak
Gema hati pun seakan pecah

Untuk apa menanti mendung
Jika Angin kan sampaikan pesan
Walau hati berkelana mencari celah
Yang masih tersisa di antara rintiknya

Butir-butir beningnya hujan
seperti layaknya senandung
Yang bergemuruh direlung hati
Yang masih berkelana mencari
muara daripada rasa

hati dan raga seperti diadu
tuk menemukan siapa pemenang
yang kan berwujud pada rasa
yang tampak nantinya


Antara aku, kau, dan hujan
Aku berhenti sejenak
Saat gejala bergejolak
Mendatangkan suara rintik
Membuat semua terhentak

Suara berirama menyulam hujan
Membiaskan dinding dengan rintikan
Hanya tiang yang menjadi sandaran
Melabuhkan rasa untuk menunggu

Kau, bersama Biasmu tampak diseberang
Sambil bersandar di samping tiang
Membawa semilir tanda Tanya
Ketika tatapan menghiasi pandangan

Kau, hadir kembali saat lupa nyaris sempurna
Keadaan seakan meluluhkan kenyataan
Kau seperti rintik yang terasa menari-nari
Dalam hati, hingga terbuai suasana

Hujan menjadi tirai pembatas antara kau dan aku
Hujan juga siap menghempas rasa tuk menggapainya
Hujan akan mendatangkan seribu kemungkinan
Hanya keheningan hati menjadi penawar di antara rintik
Tuk menghibur rasa terlanjur basah oleh hujan
Dalam batin yang pernah berkecamuk karenamu