Antara hijrah
dan istiqamah
Ketika dua kata itu disandingkan
Ada gelisah yang berkecamuk
Dalam hati, yang tak bisa dimengerti
Hijrah selalu menawarkan jutaan
Kesyahduan yang menjuntai
Pada tali-tali jiwa yang mampu istiqamah
Namun, terkadang keteguahan hati
Diuji ketika memutuskan untuk pindah
Orang bilang ada indah di setiap pindah
Kenyataannya adalah tak semulus bayangan
Untuk menunju puncak istiqamah hati
Seperti tampak tertatih, hingga semuanya
Terasa melelahkan
Geram
Rupa merona kemerahan
Memancarkan geram
Hati pun meronta
Berdemo geram
Raga seakan mati rasa
Geram tanpa suara
Berharap kekuatan abracadabra muncul
Menepis rasa geram
Genggaman rasanya ingin menghentikan
Hingga geram segera pergi
Sorakan itu seperti menggema
Mengularkan kemampuan kegeramanku
Oh senja
Sebenarnya ingin kutliskan
Pesonamu yang tampak indah
Namun saat kunanti sore tiba
Jejakmu tak bisa kulihat dilangit
Hanyalah tampak langit buram
Bercampur gelap,
Oh senja dimana kau kini
Yang selalu mengundangku
Tuk menenmukanmu di tempat
Terindah hingga pesonamu tampak nyata
Di saat aku berada di tempat yang tepat
Senja tak pernah mengizinkan ku tuk
Melihat prosesnya hingga membentuk
Lembayung sutra di angkasa
Oh senja suatu hari nanti kau kan tampak indah
Di tempat yang tepat di masa depan