Saingil Chukka Hamnida
Mirdha
Sahabat
seperti cahaya yang menarangi diri di
antara kabut pagi yang terlihat pekat. Kata-katanya penuh makna, walaupun
terkadang tak tersampaikan langsung, tapi ia mengekspersikan lewat perbuatan. Pola
inspirasi itu terbentuk dari sebuah persahabatan, maka ingin kubagikan sepotong
kisah tentang sahabatku ini, dan biarkanlah sepotongnya lagi menjadi rahasia
yang semua orang tak perlu tahu.
Dear Joena
Mirdha Yurfiza
Mirdha
Yurfiza, begitulah nama aslinya, teman kuliahnya biasa memanggil Mirdha,
sedangkan teman SMA-nya biasa memanggil Mimin, ia adalah gadis kelahiran
Sanggau 3 Januari 1995. Ia merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara, dan kedua
saudaranya merupkan laki-laki loh. Kuliah
di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam semester 5B. Hobinya adalah memasak,
bahkan keluarganya merupakan orang-orang yang suka memasak. Hobi tersebutlah ia
mulai meramu impian di masa depannya.
Keinginan
di masa depannya ialah menjadi seorang bussines women di bidang kuliner. sosok
anak IPA yang menyukai akuntansi ini saat SMA, akhirnya melepaskan impiannya
untuk masuk jurusan ekonomi, dikarenakan sudah diterima di jurusan KPI.
Jurusan
KPI, memang ia minati juga, karena selain memasak passion-nya juga ada dibidang sastra. Sejak SD sangat gemar membaca
dan memiliki harapan menjadi seorang penulis, bahkan ia pernah menjadikan
rumahnya waktu kecil menjadi perpustakaan yang bisa dikunjungi teman-temannya
untuk membaca, dan impian masa kecil itu terwujud saat masuk di jurusan yang
dijalani sekarang. Menjalani dunia broadcasting
menjadi rutinitasnya di semester 5, dan kini seiring bergulirnya waktu ia sudah
menjalani kuliahnya dengan sepenuh hati.
Mimpinya
untuk menjadi seorang pebisnis kuliner tidak pernah berhenti, berkat kegemaran
memasak, ia pun sering membawa bekal yang aneh-aneh ke kampus, dan ada yang menyarankannya
untuk berjualan. Di situlah awal mulanya ia berjualan pizza, yang dijual
seharga 10 ribu. Namun usahanya pun tak berjalan lama, dan kemudian ia kembali
hadir dengan usaha keripik pare balado, yang rasanya cukup pahit namun setelah
dimakan enak juga, karena proses jadinya membutuhkan sinar matahari, membuatnya
usaha keripiknya pun tidak bertahan lama. Melihat kegigihannya dalam berjualan
ada seorang kakak tingkat yang dikenalnya mengajak untuk berbisnis kuliner,
yang beroperasi mulai bulan puasa 2015 dengan bermodalkan gerobak dan menyewa
depan ruko orang, ia dan beberapa orang rekannya pun menjalankan usaha martabak
mininya. Ada banyak hal yang harus dikorbankan selama berjualan terutama kesehatan,
keseringan sakit membuat kedua orang tuanya menyuruhnya untuk berhenti dari
berjualan martabak mini, dengan berat hati ia pun harus merelakan uang yang ia
investasikan lenyap, dikarenakan pemberhentian kerjanya.
Ide
bisnis yang brilliant sedang digalinya untuk melanjutkan impiannya menjadi
pebisnis kuliner. Dalam penantian itu ia kini disibukan dengan konsentrasi
broadcasting yang diambilnya. Kesibukan memang sudah menjadi kesehariannya,
mungkin ada hikmahnya juga ia berhenti dari jualan martabak mini. Hidupnya mulai
menjadi termanajemen dengan baik kembali.
Mirdha
Is Independent Ladies Inspiration
Kata
inspirasi tak bisa terlepas darinya, dan darinya aku belajar banyak hal. Bahkan
ia mengenalkanku pada dunia kepenulisan lebih dalam lagi. Bahkan ialah yang
banyak mengajarkanku teknik kepenulisan darinya, bercerita tentang pemeran
dalam novel-novel adalah hal yang mengasyikan saat bertemu dengannya atau
membicarakan tentang drama korea yang selesai ditonton, membuatku berpikir “ini orang nyambung diajak ngomong apa pun
deh” apalagi tentang dunia kepenulisan.
Ia
juga banyak mengubah cara pandangku yang salah terhadap kehidupan. Terutama dalam
belajar untuk mandiri. Hidup jauh dari orang tua, memang bisa melatih diri
untuk mandiri, tapi ia berbeda ia menjadikan kata mandiri diaplikasikan dalam
setiap tindakannya. Sesuatu yang indah darinya adalah ketika kata-kata sukses
terlantun dari mulutnya dan mulai menyadarkanku “kemandirian yang akan mengantarkanmu menuju kesuksesan”. Kemandirian
itu juga membuat pola pikir menjadi lebih dewasa. Alasan ia mencari uang
sendiri dengan jualan juga, karena jiwa kemandiriannya, karena ia tidak mau
bergantung sepenuhnya pada orang tua dalam masalah uang.
Keistimewaan
dalam dirinya memang terlihat saat pertama kali kami bertemu. Dalam menilai
orang aku termasuk yang melihatnya dari sisi kesan pertama, jika ia baik maka
baik pulalah ia selanjutnya begitu juga sebaliknya. Ia dan aku karena memang
sama-sama orang Sanggau jadi nyambung deh kalau ngomong, dan berkat pertemuan
kami di Dakwah Fair pada saat
pertemuan membahas karya apa yang dipersembahkan. Di situlah pertemanan kami
dimulai, prediksiku terhadapnya tidak salah dan ternyata memang benar ia adalah
sosok perempuan mandiri yang menginspirasi.
Saingil Chukka Hamnida Ya Joena
(Sayang)
Berhubung
dalam rangka hari jadimu, tapi maaf agak telat, kuucapkan padamu Ahjumma “Saingil Chukka Hamnida” ke-21 semoga panjang umur, murah rezeki,
dipermudah segala urusan baik urusan dunia maupun akhirat, terus semangat
menjalani hari dalam menanti impian yang telah dibangun, dan semoga mendapatkan
jodoh yang diridhai Allah. Jangan pernah melupakan diri ini ya teman, sekali
kita teman maka selamanya akan berteman walaupun kita tidak berada di tempat
yang sama lagi, amin.
Mungkin
hanya tulisan sederhana ini yang bisa kupersembahkan untukmu, sob. Terima kasih
karena telah menjadi sahabat dan juga mau mendengar keluh kesahku selama ini,
semoga rasa persahabatan akan berjalan seperti ini selamanya, sekali lagi HAPPY
BIRTHDAY TO YOU, semoga Allah selalu menyertai langkahmu ya. Sepertinya tak
habis kata untuk menuliskan tentangmu, baiklah dengan berat hati dan singkat kata
Kamshamida untuk inspirasi yang kau
berikan Mirdha.
Teruntuk Sahabatku Mirdha YurfizaJ J J