Jumat, 15 Januari 2016

SAINGIL CHUKKA HAMNIDA MIRDHA


Saingil Chukka Hamnida Mirdha

Sahabat  seperti cahaya yang menarangi diri di antara kabut pagi yang terlihat pekat. Kata-katanya penuh makna, walaupun terkadang tak tersampaikan langsung, tapi ia mengekspersikan lewat perbuatan. Pola inspirasi itu terbentuk dari sebuah persahabatan, maka ingin kubagikan sepotong kisah tentang sahabatku ini, dan biarkanlah sepotongnya lagi menjadi rahasia yang semua orang tak perlu tahu.

Dear Joena Mirdha Yurfiza
Mirdha Yurfiza, begitulah nama aslinya, teman kuliahnya biasa memanggil Mirdha, sedangkan teman SMA-nya biasa memanggil Mimin, ia adalah gadis kelahiran Sanggau 3 Januari 1995. Ia merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara, dan kedua saudaranya merupkan laki-laki loh. Kuliah di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam semester 5B. Hobinya adalah memasak, bahkan keluarganya merupakan orang-orang yang suka memasak. Hobi tersebutlah ia mulai meramu impian di masa depannya. 

Keinginan di masa depannya ialah menjadi seorang bussines women di bidang kuliner. sosok anak IPA yang menyukai akuntansi ini saat SMA, akhirnya melepaskan impiannya untuk masuk jurusan ekonomi, dikarenakan sudah diterima di jurusan KPI.

Jurusan KPI, memang ia minati juga, karena selain memasak passion-nya juga ada dibidang sastra. Sejak SD sangat gemar membaca dan memiliki harapan menjadi seorang penulis, bahkan ia pernah menjadikan rumahnya waktu kecil menjadi perpustakaan yang bisa dikunjungi teman-temannya untuk membaca, dan impian masa kecil itu terwujud saat masuk di jurusan yang dijalani sekarang. Menjalani dunia broadcasting menjadi rutinitasnya di semester 5, dan kini seiring bergulirnya waktu ia sudah menjalani kuliahnya dengan sepenuh hati.

Mimpinya untuk menjadi seorang pebisnis kuliner tidak pernah berhenti, berkat kegemaran memasak, ia pun sering membawa bekal yang aneh-aneh ke kampus, dan ada yang menyarankannya untuk berjualan. Di situlah awal mulanya ia berjualan pizza, yang dijual seharga 10 ribu. Namun usahanya pun tak berjalan lama, dan kemudian ia kembali hadir dengan usaha keripik pare balado, yang rasanya cukup pahit namun setelah dimakan enak juga, karena proses jadinya membutuhkan sinar matahari, membuatnya usaha keripiknya pun tidak bertahan lama. Melihat kegigihannya dalam berjualan ada seorang kakak tingkat yang dikenalnya mengajak untuk berbisnis kuliner, yang beroperasi mulai bulan puasa 2015 dengan bermodalkan gerobak dan menyewa depan ruko orang, ia dan beberapa orang rekannya pun menjalankan usaha martabak mininya. Ada banyak hal yang harus dikorbankan selama berjualan terutama kesehatan, keseringan sakit membuat kedua orang tuanya menyuruhnya untuk berhenti dari berjualan martabak mini, dengan berat hati ia pun harus merelakan uang yang ia investasikan lenyap, dikarenakan pemberhentian kerjanya.

Ide bisnis yang brilliant sedang digalinya untuk melanjutkan impiannya menjadi pebisnis kuliner. Dalam penantian itu ia kini disibukan dengan konsentrasi broadcasting yang diambilnya. Kesibukan memang sudah menjadi kesehariannya, mungkin ada hikmahnya juga ia berhenti dari jualan martabak mini. Hidupnya mulai menjadi termanajemen dengan baik kembali.

Mirdha Is Independent Ladies Inspiration
Kata inspirasi tak bisa terlepas darinya, dan darinya aku belajar banyak hal. Bahkan ia mengenalkanku pada dunia kepenulisan lebih dalam lagi. Bahkan ialah yang banyak mengajarkanku teknik kepenulisan darinya, bercerita tentang pemeran dalam novel-novel adalah hal yang mengasyikan saat bertemu dengannya atau membicarakan tentang drama korea yang selesai ditonton, membuatku berpikir “ini orang nyambung diajak ngomong apa pun deh” apalagi tentang dunia kepenulisan.

Ia juga banyak mengubah cara pandangku yang salah terhadap kehidupan. Terutama dalam belajar untuk mandiri. Hidup jauh dari orang tua, memang bisa melatih diri untuk mandiri, tapi ia berbeda ia menjadikan kata mandiri diaplikasikan dalam setiap tindakannya. Sesuatu yang indah darinya adalah ketika kata-kata sukses terlantun dari mulutnya dan mulai menyadarkanku “kemandirian yang akan mengantarkanmu menuju kesuksesan”. Kemandirian itu juga membuat pola pikir menjadi lebih dewasa. Alasan ia mencari uang sendiri dengan jualan juga, karena jiwa kemandiriannya, karena ia tidak mau bergantung sepenuhnya pada orang tua dalam masalah uang.

Keistimewaan dalam dirinya memang terlihat saat pertama kali kami bertemu. Dalam menilai orang aku termasuk yang melihatnya dari sisi kesan pertama, jika ia baik maka baik pulalah ia selanjutnya begitu juga sebaliknya. Ia dan aku karena memang sama-sama orang Sanggau jadi nyambung deh kalau ngomong, dan berkat pertemuan kami di Dakwah Fair pada saat pertemuan membahas karya apa yang dipersembahkan. Di situlah pertemanan kami dimulai, prediksiku terhadapnya tidak salah dan ternyata memang benar ia adalah sosok perempuan mandiri yang menginspirasi.

Saingil Chukka Hamnida Ya Joena (Sayang)
Berhubung dalam rangka hari jadimu, tapi maaf agak telat, kuucapkan padamu Ahjumma “Saingil Chukka Hamnida”  ke-21 semoga panjang umur, murah rezeki, dipermudah segala urusan baik urusan dunia maupun akhirat, terus semangat menjalani hari dalam menanti impian yang telah dibangun, dan semoga mendapatkan jodoh yang diridhai Allah. Jangan pernah melupakan diri ini ya teman, sekali kita teman maka selamanya akan berteman walaupun kita tidak berada di tempat yang sama lagi, amin.

Mungkin hanya tulisan sederhana ini yang bisa kupersembahkan untukmu, sob. Terima kasih karena telah menjadi sahabat dan juga mau mendengar keluh kesahku selama ini, semoga rasa persahabatan akan berjalan seperti ini selamanya, sekali lagi HAPPY BIRTHDAY TO YOU, semoga Allah selalu menyertai langkahmu ya. Sepertinya tak habis kata untuk menuliskan tentangmu, baiklah dengan berat hati dan singkat kata Kamshamida untuk inspirasi yang kau berikan Mirdha.

Teruntuk Sahabatku Mirdha YurfizaJ J J