Rabu, 11 November 2015

Buku Pengobat Galau Part 1



Life’s Journey

 Saat membaca buku Lifes Journey karya bapak Komaruddin Hidayat, dicetak pada tahun 2013, yang berjumlah 280 halaman. Diterbitkan di Jakarta oleh Noura Book. Gaya bahasanya yang santai namun mendidik cocok dibaca semua kalangan. Buku ini membicarakan tentang menyemangati seseorang dalam pandangan psikologi, karena memang beliau ahli dibidang psikologi dan terkenal dengan buku Psikologi Kematian.

Buku Lifes Jorney ini dipinjam di perpustakaan daerah provinsi Kalimantan Barat, dan selesai membacanya sekitar 6 hari. Alasan mengapa memilih buku ini, kronologisnya sebagai berikut, dikarenakan semangat mulai menurun, ada sebuah inisiatif untuk mencari buku motivasi, dan pada saat melihat deretan buku motivasi, buku ini tidak menarik perhatian, tapi setelah dipikir-pikir aku memutuskan untuk mengambil buku ini. Aku suka buku ini adalah karena bahasanya yang santai dan tidak bertele-tele  sangatlah keren. Hingga ada beberapa kutipan dari buku ini yang kurasa patut diselipkan sebagai arsip bahwa aku pernah membaca buku ini, berikut kata-katanya.

Halaman 87 memuat kata-kata “Dalam diri manusia terdapat dorongan laten untuk menjadi sang alturi, yaitu perasaan bahagia melihat dirinya bermakna ketika sanggup membahagiakan orang lain.

Karena berhubung hari pahlawan aku juga suka dengan kata-kata ini “Kita pantas berbangga dan respek kepada para pejuang pendiri bangsa dan Negara, tanpa mereka kita tidak akan merasakan bebas dalam hal apa pun"

Di halaman 102 ini membuatku menganggukan kepala sambil memelototinya “Dalam setiap diri manusia selalu tersembunyi bakat yang hebat untuk menciptakan karya yang hebat pula. Setiap individu memiliki talenta untuk berbuat besar sebagai warisan hidupnya.” 

Ini yang wajib kita ketahui “Tiga pilar kebahagiaan seseorang, yaitu having a good family life, having a good job, dan having good friends and community.”

Kata-kata ini membuatku tersadar kata-kata yang sering diucapkan pada seseorang tanpa seni, menjadikanya sebuah seni topik dalam tulisan “Sibuk seakan menjadi mantra baru. Ketika bertemu teman, dulu orang masih sempat berbincang-bincang tentang kehidupan keluarga dan cerita hobi masing-masing. Sekarang semuanya telah berubah, pertanyaan yang kerap muncul adalah: sekarang lagi sibuk apa?”


Memang ada banyak kata-kata yang menggigit dalam buku ini, tapi rasanya hati ini belum mengena, dan membuatku untuk tidak berhenti mencari buku-buku seperti ini lagi. Jika kalian ke PUSDA jangan lupa baca buku ini ya, hehehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar