Selasa, 02 Februari 2016

Kasih Berbalut Rindu

Kasih Berbalut Rindu
Tali kasih yang tak akan pernah putus sepanjang masa adalah keluarga, tanpa mereka  kita tak akan pernah menjadi apa-apa. Di saat kita berada jauh dari mereka, barulah menyadari bahwa rindu itu selalu beremayam dalam hati. suasana rindu itu, memang bisa diobati dengan menelepon tapi kurasa itu tak cukup. Tak ada penawar yang mampu menolak rindu selain menggambarkan orang terkasih. umak, apak, adek, neng rinuk kitak.

Umak
Umak adalah sesosok makhluk paling indah yang bisa berubah-rubah tergantung suasana hatinya. Kesederhanaan yang selalu beliau ajarkan, membuatku semakin rindu dan ingin memeluknya, mendengar suaranya lewat telepon saja membuat rasa ini seperti sangat-sangat merindukannya. Aku benar-benar merasakan kasih sayang dari umak adalah saat aku berada jauh darinya. Walaupun dulu ketika masih sekolah umak tak pernah absen mengomeliku, karena sering terlambat bangun pagi, kemudian juga mengomeliku karena suka menonton drama korea. Setelah berada jauh darinya barulah benar-benar merasakan hidup mandiri. Selain rindu omelan umak, aku juga rindu dengan masakan umak, aroma ayam kecap dan rebung asam pedas yang membuat melting. Neng tahu umak pasti berat melepas neng pergi jauh, kegagalan yang dialami memang umak kurang merestui eneng kuliah di luar Kalimantan. Tapi eneng akan buktikan pilihan neng kuliah dan merantau adalah untuk menjadi anak yang bisa membahagiakan orang tua.

Apak
Apak adalah lelaki terhebat di seluruh jagad raya ini. Apak kurindu belaian tanganmu di atas kepalaku dan saat engkau sering memencet hidungku. Kurindu saat apak selalu ada di saat raga ini selalu merasa gelisah dan juga mendekati kata putus asa, bahunya selalu siap menopang kepala dan membiarkan diri untuk menceritakan keluh kesah yang terjadi. Apak kurindu senyummu yang tulus kepada siapa saja. Di saat apak menelepon dan mengatakan “Belajar benar-benar dan jangan terlalu banyak berpikir yang macam-macam” membuatku ingin meneteskan air mata dan apak rasanya detik ini kuingin memelukmu erat. Kutahu betapa berat tanggung jawabmu sebagai seorang ayah, tapi aku salut denganya yang tak pernah memperlihatkan lelah dan sedihnya kepada anak-anaknya. Kepercayaan yang apak tanamkan padaku, insyaAllah tak akan kukecewakan. Apak adalah sosok lelaki penyebar sedunia yang pernah kukenal. Maka izinkan anakmu ini untuk membalas setiap keringat yang berikan untuk anakmu ini di masa depan nanti.

Adek
Adek adalah makhluk paling mungil di keluarga kami yang berjenis kelamin perempuan. Usianya terpaut tujuh tahun dariku. Hal yang kurindukan darinya adalah berebut remote tivi karena kami tidak pernah akur dan satu visi saat menonton tivi, adek sukanya nonton kartun akunya suka nonton drama korea bentrok jadinya dan tak jarang menimbulkan korban merajuk antara aku atau dia, juga menjahili dirinya hingga menangis adalah kesenangan ku dulu pada saat masih sekolah. Rindu juga di saat mengerjakan PR bersama-sama, juga saat mengantarkannya di depan gerbang sekolah. Dulu kami sempat mengira adek hidupnya tidak lama lagi, dikarenakan pada saat itu lagi heboh-hebohnya penyakit demam berdarah. Selama berbulan-bulan adek terbaring di rumah sakit Sanggau  kondisinya sudah pada tahap kritis. Pada saat itulah diriku merasa kehilangan sosok adek, saat itu juga aku berjanji akan selalu menyayanginya dan tak pernah menjahilinya. Sekarang ia sudah mulai beranjak remaja dan ia selalu menanti kedatanganku di rumah. Adek tunggu ya, neng akan pulang dan menceritakan  buanyaaak hal


Tidak ada komentar:

Posting Komentar