Minggu, 15 November 2015

ips 3 dalam kenangan


ips 3 dalam kenangan

Hay, Apa kabar keluarga besar ips 3. Menulis tentang kenangan saat SMA adalah hal yang ingin dilakukan sejak dulu dan akhirnya baru terealisasikan sekarang. Kupersembahkan tulisan ini teruntuk teman-teman, Apra Jirin, Arfiana, Atun, Anastasya Florensia, Agustina Dirga Ayu, Beni Vansius, Helena Tarini Yanti, Bambang, Espinul Miarsa, Mitha Valentina, Fransiska Martha, Maria Mariyanti, Hecris Natalia, Fitri Liliyanti, Liza Kurnia Sari, Reni Diarta, Fitri Wulan Sari, Nurhaliza NA. Utin Puji Ayuni, Surtika, Monica Clara Claudia, Serendi Mecos Alberto, Marsianus Filisitas Apra, Hari Fandinus, Hugo Charli, Christian Heron, Ezra Harian, Julianto, Nova Basilita, Joni, Steven, Trisisa, Shindu Alaska, Loren Florensius. Juga pada wali kelas Bu Ewa.
Awal masuk ips 3

Semua pilihan adalah keputusan hati yang tak perlu dikerdilkan lagi. Saat baru masuk di semester awal kelas XI, ada sebuah kejadian yang tak pernah kulupakan, yaitu ketika kami sedang mencari kursi untuk mengisi kursi yang kurang di kelas kami, tiba-tiba ada senior cowok yang nyeletuk semau hatinya berkata “ips 3 itu, kelas buangan” plak, sakita hati dan rasanya aliran darahku memicu untuk menamparnya, tapi kutahan emosi, dan berlalu begitu saja di sampingnya. Aku sempat bertanya-tanya kenapa aku harus berada di kelas ini yang katanya kelas yang paling banyak melakukan kejahatan. Awal masuk nyaliku sempat ciut, dari yang dulunya high class level sekarang ke kelas yang paling diremehkan.

Butuh seminggu mengembalikan moodku untuk focus belajar, dan akhirnya aku pun menerima dengan ikhlas. Tapi, yang kurasakan jauh apa yang dipikirkan orang-orang sebelumnya. Kelas ini menyimpan harta karun yang tak pernah orang tahu. Keramahan orang-orangnya membuatku merasa bahwa kelas adalah rumah keduaku. Canda-tawa mereka dari awal hingga kini masih terngiang di telingku. Awal yang baru menuju puncak menara impian.

Kebersamaan dalam kenangan
Ada banyak hal yang kami lakukan bersama, hingga sulit untuk melupakan kenangan masa-masa itu. pertama aku masih ingat saat kita sering bergosip bersama di kelas membicarakan hal-hal yang lagi booming. Saat kita bersantai di depan kelas hingga, duduk di atas kursi panjang dan bercerita tentang banyak hal.
Kebersamaan kita pun terekam dalam memori ingatan saat kita mengikuti lomba masak lemang antar kelas. baha membahu membuat adonan dan menunggunya hingga matang. Juga saat kita sedang tour pelajaran sejarah ke Pontianak. Di dalam bis rasa kebersamaan itu terasa sekali, Hari dan Heron yang menjadi penyanyi dadakan untuk menghibur kita semua hingga mengudang canda tawa. Banyak hal yang kita lewati bersama teman-teman. Jika kita mengingatnya rasanya ingin kembali lagi ke masa putih abu-abu itu.

Manusia super sibuk
Di ips 3 ada seorang anak manusia, yang kami juluki manusia super sibuk. Ia biasa dipanggil dengan Mang Apra, kami selalu memperhatikan gerak-geriknya. Jalannya yang begitu berwibawa, ketika berjalan ia selalu membusungkan dada berjalan dengan setegap-tegapnya, juga berjalan dengan cepat seperti orang yang selalu di kejar waktu. Ia banyak mengikuti ekstrakurikuler di sekolah seperti pramuka, ditambah lagi di kelas XI ia menjadi ketua osis, julukan itu makin melekat dari dirinya.

Manusia super sibuk ini kalau sudah mengeluarkan petuah-petuahnya begitu memukau, itu mungkin yang menghantarkannya menjadi ketua osis. Ia mendapat julukan manusia super sibuk karena jalanya yang begitu cepat itu, menandakan bahwa ia orang yang sok sibuk. Tapi berkatnya Ips 3 tidak dipandang sebelah mata lagi.

Mendapat panggilan Cemungut
Ini tentang aku, dulu pada pertengahan masa SMA, diriku memang sering melamun dan diam. Seperti orang yang kehilangan semangatnya. Sampai-sampai guru bahasa Indonesia saja pernah menegurku, karena terlihat begitu lemah dan menyuruhku agar tetap semangat. Hingga pada suatu waktu saat pelajaran olahraga, kami sedang berolahraga, aku duduk tanpa kata, dan tiba-tiba salah satu temanku yang bernama Espi nyeletuk “Cemungut dong Sari” dan panggilan itu berlanjut hingga waktu yang cukup lama. Pada saat itu aku dipanggil cemungut oleh teman-temanku.

Pernah saat pelajaran ekonomi, kelas XII, yang lagi mengadakan MID semester, saat itu entah kenapa menara konsntrasiku perlahanan pertahanannya goyah, hingga aku yang paling lama menyelesaikan soal itu, awalnya satu orang yang nyeletuk CEMUNGUT SARI, eh tahu-tahunya semuanya menyoraki dengan panggilan itu, sebenarnya aku bukan termotivasi, tapi makin panic. tapi aku rindu dengan panggilan, suara lantang kalian berusaha menyemangati ku dengan kata itu.

Panggilan  kebangsaan di sekolah
Di sma banyak sekali kenangan yang tak pernah dilupakan termasuk panggilan unik dan aneh, tapi ada satu teman yang menurutku perjalanan panggilan kebangsaannya masuk dalam sejarah hidup. Kronologis pristiwa itu pun berawal dari kelas X. Fahmi adalah temanku yang sejak dari SD memilki sasaran untuk melampiaskan kejahilannya hingga membuat anak orang menangis. Di SMA, dia juga memilki sasaran yaitu, seorang perempuan keturunan Jawa yang memilki tubuh lumayan berisi dan Fahmi sering menggangunya, sampai pada satu waktu si Fahmi ini spontan berkata “Eh Lan kau tu ya mirip dengan Momo Geisha deh, poni dan rambutmu juga mirip” dari situlah ia dipanggil dengan nama Momo Geisha.

Kelas X memang sedikit ilfil juga melihatnya. setiap bertemu dengan si Momo ini mereka mengangunya dengan duduk jongkok dan menagangkat tangan ke atas lalu berkata “Hormat kanjeng Ratu Momo” kalau gak salah bunyinya. Si Momo pun risih dan ia pun menangis tanpa siapapun tak berani mendekatinya. Pada saat itu pula ia hanya dipanggil dengan Momo saja. begitulah sejarah panggilan itu, bagi mereka yang angkatan 2010 pasti memangilnya dengqn sebutan itu.

KBC
Hal yang tak akan dilupakan juga saat di kelas ips 3 adalah, gebrakan yang dilakukan oleh anak murid cowoknya yang menamakan kelas mereka dengan KBC setahuku kepanjangannya yaitu kumpulan budak cakep. Dulu lagi ngetren member nama kumpulan kelas, bukan hanya kelas kami saja tetapi juga kelas ips 2 yang mereka sebut dengan MTL (macam Toci lah), itulah kelakuan aneh anak-anak SMA, yang terkadang mengundang tawa saat mengingatnya.

Rasa tak ingin kalah dan juga populer dari yang lainnya hingga terciptalah ide kreatiitas ini. KBC ini memang kebanggan kelas ips 3, dan mereka ukir juga pada saat acara lomba menghias kelas di lemari depan meja guru, semoga saja masih ada ya. Jika tidak mungkin dengan tulisan ini bisa menginagtakan kalian tentang ini. dan hanya kalianlah para pencetusnya yang tahu bagiamana peristiwa terbentuknya KBC.

Gank in the class
Kita memang disatukan dalam sebuah ruang yang memiliki tujuan yang sama tapi, memilki pikiran yang berbeda hingga terbentuklah kelompok yang merasa dirinya memilki kesamaan dengan yang lainnya, begitu juga di kelas Ips 3. Genk in the class yang paling sensional menurutku ialah genk yang terdiri dari Surtika, Fitri Liliyanti, Utin Puji Ayuni, Hecris Natalia, Espinul Miarsa, Agustina Dirga Ayu, dan Nova Basilita. Karena apa? Ya mereka sering menghebohkan satu kelas dan banyak sensainya. sedangkan genknya si Momo itu cukup kalem dan juga kompak mereka terdiri dari Momo itu sendiri, Reni Diarta, Mitha Valentina, Helena Tarini Yanti, Juga Fransiska Marta, terkadang juga Nurhaliza ikut di situ. Sedangkan yang cowoknya ada Apra, Hari, dan Heron yang selalu bersama, juga ada Ian, Steven, Bambang, dengan gaya so cool-nya itu. Rendi, Loren dan Juga Faisal yang selalu sibuk sendiri, si trisia dan Anas si malu-malu kucing, ada Liza kur dan Yanti yang tak terpisahkan, si Hugo sepertnya sering bersama si Nova in the Genk deh. Kalau si Beni itu kadang terlihat cool, tapi sering menganggu si Dede. Si Dede dan si Atun juga sering bersama.

Tapi walaupun mereka ada memilki genknya masing-masing, termasuk diriku juga, kami tidak pernah terpecahkan dalam hal apa pun. Meski terkadang kesalahpahaman itu ada, rasa persatuan itulah yang mengalahkan segalanya. Hingga membuatku semakin kangen kalian, guys.

Si genius
Menulis tentang kejenusan sebenarnya hal yang paling takut aku lakukan, tapi apa daya ketika menyinggung tentang kenangan hal ini yang paling melekat di pikiranku. Dalam mengarungi dunia pendidikan hal yang ingin dicapai ialah terserapnya sebuah ilmu, ada sebagian orang yang memiliki kepekaan yang begitu kuat hingga mendapatkan hasil yang memuaskan. Ketika kelas kami dikatakan sebagai kelas buangan, si jenius hadir dan menyelamatkannya,

Dialah Nurhaliza NA, memberikan cahaya pada kelas kami sesuai namanya. Lewat dirinya kelas kami mendapatkan predikat sebagai juara umum. Juga si Apra yang manusia super sibuk itu memukau lewat kejeniusannya membius orang-orang untuk memilihnya menjadi ketua OSIS, hingga IPS 3 mendapat nilai plus-nya.
Demam korea
Sebenarnya ini tentang aku sih, tapi virus demam korea itu kutularkan ke mereka di kelas IPS 3. Berawal dari menyukai drama Korean sejak berada di SD, dan memuncak di SMA, bisa dibilang Korean holic. Dan impian itu pun berawal dari korea, tidak hanya drama ataupun film-nya yang aku sukai tetapi juga lagu-lagunya, hingga berita seputar artis korea pun aku memburunya, dan merelakan sebagian uang jajan untuk ditabung untuk membeli tabloid Gaul atau  keren beken yang harganya pada saat itu berkisaran 12.000-10.000. sebenarnya niatku selain kepo tentang gossip artis korea juga memburu posternya untuk di temple di kamar,

Pada saat itu aku memang sedang di landa demam korea akut. Kamarku pun penuh dengan gambar oppa dan onny artis korea. Saking demam korea, pada saat berjalan di selasar bersama temanku, abang kelas yang lumayan wajahnya itu kubilang mirip Si Won personilnya SUJU, kawanku yang terkena virus juga mengiyakannya. Dari situ juga awal dari aku mengenal dunia tulis menulis. Selain membaca seputar korea aku juga membaca cerpen yang dikirmkan orang-orang ke majalah tersebut dan juga suka membaca cerbung serial backpacker karya Gol A Gong. Hingga aku memilki harapan suatu hari nanti bisa menulis seperti mereka.

Ritual Ujian Nasional
Tibalah saatnya untuk mengakhiri cerita tentang kenangan di sma ini, dengan mengenang saat UAN yang masih menjadi memok menakutkan pada masa itu, sehingga ujian nasional seperti sebuah ritual bagi murid-murid kelas XII dan menjadi penentu masa depan. kecurangan dan ketidakjujuran memang menjadi langanan setiap ritual ujian nasional tersebut, begitu juga dengan ips 3, tapi Alhamdulillah kami lulus 100%.

Teman-teman, meski kita memiliki banyak perbedaan baik itu suku dan agama, tetapi kita memiliki satu tujuan yaitu belajar. Hanya tulisan sederhana ini yang bisa kuberikan untuk mengambarkan rasa rinduku pada kalian. Meski kita sudah memilki kehidupan masing-masing, ada yang sibuk dengan kuliahnya, ada yang sudah menikah dan punya anak, juga ada yang kerja, semoga kalian tak akan pernah melupakan kenangan masa SMA itu. Aku ingin melukiskan kalian dengan sebuah pengharapan, tidak selamanya masa lalu itu selalu dilihat dari sisi buruknya, melainkan dari kisah indahnya sehingga terasa manis, semanis coklat.

foto jaman doeloe di grup kite

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar