ips
3 dalam kenangan
Hay, Apa kabar keluarga besar ips 3.
Menulis tentang kenangan saat SMA adalah hal yang ingin dilakukan sejak dulu
dan akhirnya baru terealisasikan sekarang. Kupersembahkan tulisan ini teruntuk
teman-teman, Apra Jirin, Arfiana, Atun, Anastasya
Florensia, Agustina Dirga Ayu, Beni Vansius, Helena Tarini Yanti, Bambang,
Espinul Miarsa, Mitha Valentina, Fransiska Martha, Maria Mariyanti, Hecris
Natalia, Fitri Liliyanti, Liza Kurnia Sari, Reni Diarta, Fitri Wulan Sari,
Nurhaliza NA. Utin Puji Ayuni, Surtika, Monica Clara Claudia, Serendi Mecos
Alberto, Marsianus Filisitas Apra, Hari Fandinus, Hugo Charli, Christian Heron,
Ezra Harian, Julianto, Nova Basilita, Joni, Steven, Trisisa, Shindu Alaska,
Loren Florensius. Juga pada wali kelas Bu Ewa.
Awal
masuk ips 3
Semua pilihan adalah keputusan hati yang
tak perlu dikerdilkan lagi. Saat baru masuk di semester awal kelas XI, ada
sebuah kejadian yang tak pernah kulupakan, yaitu ketika kami sedang mencari
kursi untuk mengisi kursi yang kurang di kelas kami, tiba-tiba ada senior cowok
yang nyeletuk semau hatinya berkata “ips 3 itu, kelas buangan” plak, sakita
hati dan rasanya aliran darahku memicu untuk menamparnya, tapi kutahan emosi,
dan berlalu begitu saja di sampingnya. Aku sempat bertanya-tanya kenapa aku
harus berada di kelas ini yang katanya kelas yang paling banyak melakukan
kejahatan. Awal masuk nyaliku sempat ciut, dari yang dulunya high class level
sekarang ke kelas yang paling diremehkan.
Butuh seminggu mengembalikan moodku untuk
focus belajar, dan akhirnya aku pun menerima dengan ikhlas. Tapi, yang
kurasakan jauh apa yang dipikirkan orang-orang sebelumnya. Kelas ini menyimpan
harta karun yang tak pernah orang tahu. Keramahan orang-orangnya membuatku
merasa bahwa kelas adalah rumah keduaku. Canda-tawa mereka dari awal hingga
kini masih terngiang di telingku. Awal yang baru menuju puncak menara impian.
Kebersamaan
dalam kenangan
Ada banyak hal yang kami lakukan bersama,
hingga sulit untuk melupakan kenangan masa-masa itu. pertama aku masih ingat
saat kita sering bergosip bersama di kelas membicarakan hal-hal yang lagi booming. Saat kita bersantai di depan
kelas hingga, duduk di atas kursi panjang dan bercerita tentang banyak hal.
Kebersamaan kita pun terekam dalam memori
ingatan saat kita mengikuti lomba masak lemang antar kelas. baha membahu
membuat adonan dan menunggunya hingga matang. Juga saat kita sedang tour pelajaran sejarah ke Pontianak. Di dalam
bis rasa kebersamaan itu terasa sekali, Hari dan Heron yang menjadi penyanyi
dadakan untuk menghibur kita semua hingga mengudang canda tawa. Banyak hal yang
kita lewati bersama teman-teman. Jika kita mengingatnya rasanya ingin kembali
lagi ke masa putih abu-abu itu.
Manusia
super sibuk
Di ips 3 ada seorang anak manusia, yang
kami juluki manusia super sibuk. Ia biasa dipanggil dengan Mang Apra, kami
selalu memperhatikan gerak-geriknya. Jalannya yang begitu berwibawa, ketika
berjalan ia selalu membusungkan dada berjalan dengan setegap-tegapnya, juga
berjalan dengan cepat seperti orang yang selalu di kejar waktu. Ia banyak
mengikuti ekstrakurikuler di sekolah seperti pramuka, ditambah lagi di kelas XI
ia menjadi ketua osis, julukan itu makin melekat dari dirinya.
Manusia super sibuk ini kalau sudah
mengeluarkan petuah-petuahnya begitu memukau, itu mungkin yang menghantarkannya
menjadi ketua osis. Ia mendapat julukan manusia super sibuk karena jalanya yang
begitu cepat itu, menandakan bahwa ia orang yang sok sibuk. Tapi berkatnya Ips
3 tidak dipandang sebelah mata lagi.
Mendapat
panggilan Cemungut
Ini tentang aku, dulu pada pertengahan
masa SMA, diriku memang sering melamun dan diam. Seperti orang yang kehilangan
semangatnya. Sampai-sampai guru bahasa Indonesia saja pernah menegurku, karena
terlihat begitu lemah dan menyuruhku agar tetap semangat. Hingga pada suatu
waktu saat pelajaran olahraga, kami sedang berolahraga, aku duduk tanpa kata,
dan tiba-tiba salah satu temanku yang bernama Espi nyeletuk “Cemungut dong Sari”
dan panggilan itu berlanjut hingga waktu yang cukup lama. Pada saat itu aku
dipanggil cemungut oleh teman-temanku.
Pernah saat pelajaran ekonomi, kelas XII,
yang lagi mengadakan MID semester, saat itu entah kenapa menara konsntrasiku
perlahanan pertahanannya goyah, hingga aku yang paling lama menyelesaikan soal
itu, awalnya satu orang yang nyeletuk CEMUNGUT SARI, eh tahu-tahunya semuanya
menyoraki dengan panggilan itu, sebenarnya aku bukan termotivasi, tapi makin panic.
tapi aku rindu dengan panggilan, suara lantang kalian berusaha menyemangati ku
dengan kata itu.
Panggilan
kebangsaan di sekolah
Di sma banyak sekali kenangan yang tak
pernah dilupakan termasuk panggilan unik dan aneh, tapi ada satu teman yang
menurutku perjalanan panggilan kebangsaannya masuk dalam sejarah hidup. Kronologis
pristiwa itu pun berawal dari kelas X. Fahmi adalah temanku yang sejak dari SD
memilki sasaran untuk melampiaskan kejahilannya hingga membuat anak orang
menangis. Di SMA, dia juga memilki sasaran yaitu, seorang perempuan keturunan
Jawa yang memilki tubuh lumayan berisi dan Fahmi sering menggangunya, sampai
pada satu waktu si Fahmi ini spontan berkata “Eh Lan kau tu ya mirip dengan Momo
Geisha deh, poni dan rambutmu juga mirip” dari situlah ia dipanggil dengan nama
Momo Geisha.
Kelas X memang sedikit ilfil juga
melihatnya. setiap bertemu dengan si Momo ini mereka mengangunya dengan duduk
jongkok dan menagangkat tangan ke atas lalu berkata “Hormat kanjeng Ratu Momo”
kalau gak salah bunyinya. Si Momo pun risih dan ia pun menangis tanpa siapapun
tak berani mendekatinya. Pada saat itu pula ia hanya dipanggil dengan Momo
saja. begitulah sejarah panggilan itu, bagi mereka yang angkatan 2010 pasti
memangilnya dengqn sebutan itu.
KBC
Hal yang tak akan dilupakan juga saat di
kelas ips 3 adalah, gebrakan yang dilakukan oleh anak murid cowoknya yang
menamakan kelas mereka dengan KBC setahuku kepanjangannya yaitu kumpulan budak
cakep. Dulu lagi ngetren member nama kumpulan kelas, bukan hanya kelas kami
saja tetapi juga kelas ips 2 yang mereka sebut dengan MTL (macam Toci lah),
itulah kelakuan aneh anak-anak SMA, yang terkadang mengundang tawa saat
mengingatnya.
Rasa tak ingin kalah dan juga populer
dari yang lainnya hingga terciptalah ide kreatiitas ini. KBC ini memang
kebanggan kelas ips 3, dan mereka ukir juga pada saat acara lomba menghias
kelas di lemari depan meja guru, semoga saja masih ada ya. Jika tidak mungkin
dengan tulisan ini bisa menginagtakan kalian tentang ini. dan hanya kalianlah
para pencetusnya yang tahu bagiamana peristiwa terbentuknya KBC.
Gank
in the class
Kita memang disatukan dalam sebuah ruang
yang memiliki tujuan yang sama tapi, memilki pikiran yang berbeda hingga
terbentuklah kelompok yang merasa dirinya memilki kesamaan dengan yang lainnya,
begitu juga di kelas Ips 3. Genk in the class yang paling sensional menurutku
ialah genk yang terdiri dari Surtika, Fitri Liliyanti, Utin Puji Ayuni, Hecris
Natalia, Espinul Miarsa, Agustina Dirga Ayu, dan Nova Basilita. Karena apa? Ya mereka
sering menghebohkan satu kelas dan banyak sensainya. sedangkan genknya si Momo
itu cukup kalem dan juga kompak mereka terdiri dari Momo itu sendiri, Reni
Diarta, Mitha Valentina, Helena Tarini Yanti, Juga Fransiska Marta, terkadang
juga Nurhaliza ikut di situ. Sedangkan yang cowoknya ada Apra, Hari, dan Heron
yang selalu bersama, juga ada Ian, Steven, Bambang, dengan gaya so cool-nya
itu. Rendi, Loren dan Juga Faisal yang selalu sibuk sendiri, si trisia dan Anas
si malu-malu kucing, ada Liza kur dan Yanti yang tak terpisahkan, si Hugo
sepertnya sering bersama si Nova in the Genk deh. Kalau si Beni itu kadang
terlihat cool, tapi sering menganggu si Dede. Si Dede dan si Atun juga sering
bersama.
Tapi walaupun mereka ada memilki genknya
masing-masing, termasuk diriku juga, kami tidak pernah terpecahkan dalam hal
apa pun. Meski terkadang kesalahpahaman itu ada, rasa persatuan itulah yang
mengalahkan segalanya. Hingga membuatku semakin kangen kalian, guys.
Si
genius
Menulis tentang kejenusan sebenarnya hal
yang paling takut aku lakukan, tapi apa daya ketika menyinggung tentang
kenangan hal ini yang paling melekat di pikiranku. Dalam mengarungi dunia
pendidikan hal yang ingin dicapai ialah terserapnya sebuah ilmu, ada sebagian
orang yang memiliki kepekaan yang begitu kuat hingga mendapatkan hasil yang
memuaskan. Ketika kelas kami dikatakan sebagai kelas buangan, si jenius hadir
dan menyelamatkannya,
Dialah Nurhaliza NA, memberikan cahaya
pada kelas kami sesuai namanya. Lewat dirinya kelas kami mendapatkan predikat
sebagai juara umum. Juga si Apra yang manusia super sibuk itu memukau lewat
kejeniusannya membius orang-orang untuk memilihnya menjadi ketua OSIS, hingga
IPS 3 mendapat nilai plus-nya.
Demam
korea
Sebenarnya ini tentang aku sih, tapi
virus demam korea itu kutularkan ke mereka di kelas IPS 3. Berawal dari
menyukai drama Korean sejak berada di SD, dan memuncak di SMA, bisa dibilang Korean
holic. Dan impian itu pun berawal dari korea, tidak hanya drama ataupun film-nya
yang aku sukai tetapi juga lagu-lagunya, hingga berita seputar artis korea pun
aku memburunya, dan merelakan sebagian uang jajan untuk ditabung untuk membeli tabloid
Gaul atau keren beken yang harganya pada
saat itu berkisaran 12.000-10.000. sebenarnya niatku selain kepo tentang gossip
artis korea juga memburu posternya untuk di temple di kamar,
Pada saat itu aku memang sedang di landa
demam korea akut. Kamarku pun penuh dengan gambar oppa dan onny artis korea. Saking
demam korea, pada saat berjalan di selasar bersama temanku, abang kelas yang
lumayan wajahnya itu kubilang mirip Si Won personilnya SUJU, kawanku yang
terkena virus juga mengiyakannya. Dari situ juga awal dari aku mengenal dunia tulis
menulis. Selain membaca seputar korea aku juga membaca cerpen yang dikirmkan
orang-orang ke majalah tersebut dan juga suka membaca cerbung serial backpacker
karya Gol A Gong. Hingga aku memilki harapan suatu hari nanti bisa menulis
seperti mereka.
Ritual
Ujian Nasional
Tibalah saatnya untuk mengakhiri cerita
tentang kenangan di sma ini, dengan mengenang saat UAN yang masih menjadi memok
menakutkan pada masa itu, sehingga ujian nasional seperti sebuah ritual bagi
murid-murid kelas XII dan menjadi penentu masa depan. kecurangan dan
ketidakjujuran memang menjadi langanan setiap ritual ujian nasional tersebut,
begitu juga dengan ips 3, tapi Alhamdulillah kami lulus 100%.
Teman-teman, meski kita memiliki banyak
perbedaan baik itu suku dan agama, tetapi kita memiliki satu tujuan yaitu
belajar. Hanya tulisan sederhana ini yang bisa kuberikan untuk mengambarkan
rasa rinduku pada kalian. Meski kita sudah memilki kehidupan masing-masing, ada
yang sibuk dengan kuliahnya, ada yang sudah menikah dan punya anak, juga ada
yang kerja, semoga kalian tak akan pernah melupakan kenangan masa SMA itu. Aku ingin
melukiskan kalian dengan sebuah pengharapan, tidak selamanya masa lalu itu
selalu dilihat dari sisi buruknya, melainkan dari kisah indahnya sehingga
terasa manis, semanis coklat.
foto jaman doeloe di grup kite
Tidak ada komentar:
Posting Komentar