Selasa, 29 Desember 2015

SENANDUNG KISAH SEINDAH NAMANYA



Senandung kisah Seindah Namanya
Hati tersentuh, saat terdengar gema lantunan huruf demi huruf dengan merdunya, dan ini bukanlah sembarang lagu, melainkan lagu yang bisa menyelamatkan diri dari dunia dan akhirat, itu ialah al-Quran senandung pereda amarah, yang kan berkisah tentang pelantunnya dengan harapan-harapan yang ada digengamannya. Seperti yang disampaikan oleh Aidh al-Qarni “Hiduplah bersama al-Quran, baik dengan cara menghafal, membaca, mendengarkan, atau merenungkan. Sebab ini merupakan obat paling mujarab untuk mengusir kesedihan dan kedukaan”

Sang Qoriah Lillahi Ta’ala
Indah Dwi Saprina, kelahiran Pontianak, 23 Juni 1995. Biasa dipanggil Indah, Terlahir dari keluarga yang cinta al-Quran, membuat suaranya seindah namanya. Semua itu ia peroleh melalui sebuah proses, yang menghantarkannya pada sebuah ingatan tentangnya bahwa ia adalah seorang Qoriah. Kisah itu berawal dari keseringan melihat dan mendengarkan keluarganya berlatih mengaji di rumah, terutama kakaknya, dirinya mengatakan awalnya tidak pernah ada kepikiran untuk menjadi Qoriah, tetapi hatinya tersentuh karena dalam kesehariannya sering bersentuhan dengan al-Quran.
Sejak kecil ia mulai berlatih, belajar dengan ayah dan kakaknya yang memang juga seorang pelantun dan pecinta al-Quran,  seperti belajar pada umumnya ia juga memahami al-quran dari nol, tidak hanya dengan belajar, ia juga sudah mengikuti lomba sejak SD, karena memanng dengan lomba lah kita bisa mengukur sejauh mana kemampuan dalam menerapkan ilmu tersebut. dalam hal perlombaan tersebut ada campur tangan keluargannya. Di balik namanya sekarang ada sosok ayah yang begitu mendukungnya.
Ayahnya yang memilki mitra memperkenalkan pada dunia MTQ, menjadikan itu sebagai rutinitas yang dijalani. Sebelum ia mengikuti MTQ secara matang ia ada koneksi dengan seorang bisa dibilang pelatih dan pembimbingnya, dari beliau juga ia belajar banyak untuk melantunkan ayat suci al-quran dengan merdunya. MTQ dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga nasional sudah pernah diikutinya.
Ia mengatakan semua itu butuh proses, latihan, pembiasaan, dan juga pengorbanan. Tak lupa juga lakukan semua itu karena Allah, dan insya Allah atas izin-Nya semua akan berjalan pada jalurnya. Tapi, ketika dekat dengan al-Quran semuanya terasa menjadi lebih indah.

Asam Manisnya MTQ
Sedikit kisah  tentang ya,  MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) kalau di artikan lomba pembacaan quran, Suatu perlombaan di mana berusaha untuk mengupas isi dalam al-quran  nah kalau tilawah membacanya dengan nada, seperti  lagu bayyati (cabangnya bayyati jawabul-jawab) hijaz (cabangnya hijaz kard), nahawan (cabangnya nahawan jawab), rast (cabangnya zinjiran) jiharka, sika,( cabangnya sika Turki) shoba, MTQ terdiri dibagai atas beberapa cabang, 4 cabang, (1) Qiraatul quran,(2) khatil quran, (3) syarhil quran, dan (4) fahmil quran.
1.      Qiraatul quran lomba membaca quran dengan menggunakan lagu itu, bayyati (cabangnya bayyati jawabul-jawab) hijaz (cabangnya hijaz kard), nahawan (cabangnya nahawan jawab), rast (cabangnya zinjiran) jiharka, sika,( cabangnya sika Turki) shoba, ada juga tartil ngaji tanpa menggunakan lagu (untuk anak-anak).
2.      Khatil quran,diperlombakan ada 7 yaitu: naskhi, tsulus,diwani, diwani jali, farisi, kufi, riqah, (gaya tulisan yang diperlombakan) dan ini merupakan cabang seni lukis tulisan arab yang terbagi menjadi 3cabang yaitu dekorasi, mushaf, naskah. (nama perlombaan).
3.      Syarhil quran, terdiri dari 1 regu berisikan 3 orang, di mana masing anggota memiliki peran sebagai pensyarah (menjalaskan moderator), qori (yang mengaji), saritilwah (penerjemah).
4.      Fahmil quran, lomba cerdas cermat terdari tiga orang, soal soal yang diperlombakan umum biasanya, Meliputi PKN, Sejarah, IPS. Fiqih, Bahasa Inggris, ada seorang jubir, pertama babak paket setiap kelompok 1 amplop, berisikan beberapa soal, kalau tidak bisa menjawab dilempar ke kelompok dan hanya jubir boleh ngomong, babak rebutan baru kedua rekannya boleh ngomong,  ada dua tambahan soal sudah mendekati final seperti ilmu mawaris (pembagian warisan) dan fathurrahaman (dewan hakim membaca satu ayat, kemudian cari di kitab tersebut).
Perjalanan karirnya tidaklah selalu mulus, ada saja rintangan yang menghalangi, dikarenakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal itu terjadi pada saat ia hendak mengikuti lomba yang sangat akbar, seharusnya ia yang paling berhak, tetapi oleh kebijakan ia hampir saja tidak jadi ikut, tidak hanya itu ada hal yang harus ia korbankan yaitu pendidikannya, semua demi impiannya. Memang pada dasarnya mengikuti MTQ ini memang harus pandai-pandai membangun koneksi, karena tidak semua perlombaan itu murni dan objektif penilaiannya, seperti pada  teori hello efek dalam manajemen mengatakan bahwa seorang penilai itu akan menilai segala sesuatu berdasarkan hubungan kekerabatan yang dekat. Hal tersebut memang sudah menjadi hukum alam bagi sebagian manusia.
Itulah terkadang membuat orang malas untuk mengikuti MTQ, bakat-bakat hebat terkadang susah untuk ditemukan. Dikarenakan kekecewaan. Atas peristiwa tersebut, hanyalah bisa menyerahkannya pada Allah zat yang mengetahui segala-galanya. Indah juga merasa sangat terganggu atas ketidak adilan tersebut.

Akrabi Al-Quran Pesan Ayah
“Pesan ayah pada Indah amalkan al-Quran dalam setiap nafas, karena itu yang bisa menyelamatkan kita dari segala macam tipu daya fatamorgana” kata-kata ayahnya mengema hingga ke hati, yang kemudian mengalir dalam setiap tindakannya. Dari sosok ayah yang begitu bersahaja ia mulai meniti kehidupan yang begitu syahdu diiringi senandung al-quran yang tak pernah putus.
al-Quran juga banyak mengubah hidupnya, melalui tahapan-tahapan tanpa disadari. Tahapan itu berawal ketika ia hendak hijrah, dari yang dulunya hanya berpenampilan seadanya, hingga berkomitmen untuk memakai hijab sesuai dengan ketentuam syariat. Untuk memulainya tidaklah mudah, dan butuh keberanian dan percaya diri yang kuat. Dibalik keputusan itu ada sosok yang mendukungnya dari belakang yaitu dari keluarga dan teman-teman yang menyayanginya. Lingkungan yang memang sangat mendukukungnya menjadi alasan kuat ia untuk berhijrah.
pesan ayah yang ia terapkan, juga ia semaikan dalam setiap tindakannya, kesederhanaan dan keramahan selalu terpancar dari wajah yang disapu oleh aliran air wudhu, hingga prinsip itulah yang menjadi pengontrol dalam setiap tindakannya. Nikmat yang Allah titipkan dalam senandung merdu yang dilafazkan membawanya pada kehidupan Islam yang kaffah. Dirinya juga berusaha istiqomah dan terus memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik lagi.

Membuka Tirai Masa Depan
Semua orang punya masa depan, dan pasti keinginan yang muluk-muluk. Sang qoriah ini juga  menginginkan sebuah profesi di mana orang-orang dapat merasakan manfaatnya. Al-quran membawanya pada sebuah kepercayaan orang-orang terhadapnya dan keluarga, hingga atas permintaan warga di sekitar tempat tinggalnya untuk membuat TPA dan pada akhirnya atas bantuan kerabat-kerabat jadilah ruang di samping rumahnya untuk mengajarkan ngaji anak-anak, tidak sedikit anak-anak yang ingin mengaji di tempat tersebut, namun karena kurangnya tenaga pengajar dan juga ruang membuat anak-anak yang mengaji di situ juga dibatasi, banyak anak-anak yang kecewa atas keputusan tersebut.
Mencintai al-quran membuatnya melangkah menuju satu titik terang pada masa depannya, hingga tidak lagi bertanya dalam hati mau di bawa kemana nasib ini. Ia sempat heran kenapa orang-orang begitu antusias dan begitu menaruh percaya penuh padanya dan keluarga. Pada dasarnya hal itu memang sebuah pencitraan yang ia bangun sejak lama, hingga membuat besar namanya dan membuat orang-orang menaruh kepercayaan dan menyarankan untuk mendirikan TPA. Impiannya tidak hanya sebatas menjadikan TPA-nya bisa dirasakan oleh banyak orang. tetapi ada impian-impian lain yang ingin ia wujudkan.
                Harapan yang ia wujudkan di masa depan ialah bisa membuat hati orang-orang tersentuh tidak hanya dengan senandung al-Quran melainkan juga kata-kata motivasi darinya yang bernadakan dakwah. Karena ia ingin apa yang dilakukan, dipikirkan semuanya berdasarkan al-Quran. Namun, ada satu hal yang masih menjadi kendala baginya yaitu kepercayaan diri belum  bisa ia tanamkan, memang Indah adalah sosok yang bisa dibilang mampu untuk melakukannya, tapi rasa takut itu masih bersenyam dalam hati, sepatutnya sebagai muslimah yang baik kita harus bisa melawan rasa itu, dan mengambil kesempatan yang ada, karena kesempatan untuk menjadi da’i itu datang tidak berkali-kali, teman.

 Ada sebuah kata bijak untuk mengakhiri tulisan ini, dari seorang ustad yang pasti sudah tahu, yaitu Ustad Yusuf Mansur “Harapan adalah awal. Tapi bila berhenti hanya pada harapan, maka kaki kita hanya berpijak bukan melangkah” renungkanlah……………

Foto-foto saat MTQ


FOTO AWAL-AWAL MTQ





Tidak ada komentar:

Posting Komentar