Senandung
kisah Seindah Namanya
Hati tersentuh, saat terdengar gema
lantunan huruf demi huruf dengan merdunya, dan ini bukanlah sembarang lagu,
melainkan lagu yang bisa menyelamatkan diri dari dunia dan akhirat, itu ialah
al-Quran senandung pereda amarah, yang kan berkisah tentang pelantunnya dengan
harapan-harapan yang ada digengamannya. Seperti yang disampaikan oleh Aidh
al-Qarni “Hiduplah bersama al-Quran, baik dengan cara menghafal, membaca,
mendengarkan, atau merenungkan. Sebab ini merupakan obat paling mujarab untuk
mengusir kesedihan dan kedukaan”
Sang
Qoriah Lillahi Ta’ala
Indah Dwi Saprina, kelahiran Pontianak,
23 Juni 1995. Biasa dipanggil Indah, Terlahir dari keluarga yang cinta
al-Quran, membuat suaranya seindah namanya. Semua itu ia peroleh melalui sebuah
proses, yang menghantarkannya pada sebuah ingatan tentangnya bahwa ia adalah
seorang Qoriah. Kisah itu berawal dari keseringan melihat dan mendengarkan
keluarganya berlatih mengaji di rumah, terutama kakaknya, dirinya mengatakan
awalnya tidak pernah ada kepikiran untuk menjadi Qoriah, tetapi hatinya
tersentuh karena dalam kesehariannya sering bersentuhan dengan al-Quran.
Sejak kecil ia mulai berlatih, belajar
dengan ayah dan kakaknya yang memang juga seorang pelantun dan pecinta al-Quran, seperti belajar pada umumnya ia juga memahami
al-quran dari nol, tidak hanya dengan belajar, ia juga sudah mengikuti lomba
sejak SD, karena memanng dengan lomba lah kita bisa mengukur sejauh mana
kemampuan dalam menerapkan ilmu tersebut. dalam hal perlombaan tersebut ada
campur tangan keluargannya. Di balik namanya sekarang ada sosok ayah yang
begitu mendukungnya.
Ayahnya yang memilki mitra
memperkenalkan pada dunia MTQ, menjadikan itu sebagai rutinitas yang dijalani.
Sebelum ia mengikuti MTQ secara matang ia ada koneksi dengan seorang bisa
dibilang pelatih dan pembimbingnya, dari beliau juga ia belajar banyak untuk
melantunkan ayat suci al-quran dengan merdunya. MTQ dari tingkat kecamatan,
kabupaten, provinsi, hingga nasional sudah pernah diikutinya.
Ia mengatakan semua itu butuh proses,
latihan, pembiasaan, dan juga pengorbanan. Tak lupa juga lakukan semua itu
karena Allah, dan insya Allah atas izin-Nya semua akan berjalan pada jalurnya.
Tapi, ketika dekat dengan al-Quran semuanya terasa menjadi lebih indah.
Asam
Manisnya MTQ
Sedikit kisah tentang ya, MTQ (Musabaqah
Tilawatil Quran) kalau di artikan lomba pembacaan quran, Suatu perlombaan
di mana berusaha untuk mengupas isi dalam al-quran nah kalau tilawah membacanya dengan nada,
seperti lagu bayyati (cabangnya bayyati
jawabul-jawab) hijaz (cabangnya hijaz kard), nahawan (cabangnya nahawan
jawab), rast (cabangnya zinjiran) jiharka, sika,( cabangnya sika
Turki) shoba, MTQ terdiri dibagai
atas beberapa cabang, 4 cabang, (1) Qiraatul quran,(2) khatil quran, (3) syarhil
quran, dan (4) fahmil quran.
1.
Qiraatul
quran lomba membaca quran dengan menggunakan lagu itu, bayyati (cabangnya bayyati
jawabul-jawab) hijaz (cabangnya hijaz kard), nahawan (cabangnya nahawan
jawab), rast (cabangnya zinjiran) jiharka, sika,( cabangnya sika
Turki) shoba, ada juga tartil
ngaji tanpa menggunakan lagu (untuk anak-anak).
2.
Khatil
quran,diperlombakan ada 7 yaitu: naskhi,
tsulus,diwani, diwani jali, farisi, kufi, riqah, (gaya tulisan yang
diperlombakan) dan ini merupakan cabang seni lukis tulisan arab yang terbagi
menjadi 3cabang yaitu dekorasi, mushaf,
naskah. (nama perlombaan).
3.
Syarhil
quran, terdiri dari 1 regu berisikan 3 orang, di mana masing anggota memiliki
peran sebagai pensyarah (menjalaskan moderator), qori (yang mengaji),
saritilwah (penerjemah).
4.
Fahmil
quran, lomba cerdas cermat terdari tiga orang, soal soal yang diperlombakan
umum biasanya, Meliputi PKN, Sejarah, IPS. Fiqih, Bahasa Inggris, ada seorang
jubir, pertama babak paket setiap
kelompok 1 amplop, berisikan beberapa soal, kalau tidak bisa menjawab dilempar
ke kelompok dan hanya jubir boleh ngomong, babak rebutan baru kedua rekannya boleh
ngomong, ada dua tambahan soal sudah
mendekati final seperti ilmu mawaris (pembagian warisan) dan fathurrahaman
(dewan hakim membaca satu ayat, kemudian cari di kitab tersebut).
Perjalanan karirnya tidaklah selalu
mulus, ada saja rintangan yang menghalangi, dikarenakan oleh orang-orang yang
tidak bertanggung jawab. Hal itu terjadi pada saat ia hendak mengikuti lomba
yang sangat akbar, seharusnya ia yang paling berhak, tetapi oleh kebijakan ia
hampir saja tidak jadi ikut, tidak hanya itu ada hal yang harus ia korbankan
yaitu pendidikannya, semua demi impiannya. Memang pada dasarnya mengikuti MTQ
ini memang harus pandai-pandai membangun koneksi, karena tidak semua perlombaan
itu murni dan objektif penilaiannya, seperti pada teori hello
efek dalam manajemen mengatakan bahwa seorang penilai itu akan menilai
segala sesuatu berdasarkan hubungan kekerabatan yang dekat. Hal tersebut memang
sudah menjadi hukum alam bagi sebagian manusia.
Itulah terkadang membuat orang malas
untuk mengikuti MTQ, bakat-bakat hebat terkadang susah untuk ditemukan. Dikarenakan
kekecewaan. Atas peristiwa tersebut, hanyalah bisa menyerahkannya pada Allah
zat yang mengetahui segala-galanya. Indah juga merasa sangat terganggu atas
ketidak adilan tersebut.
Akrabi
Al-Quran Pesan Ayah
“Pesan ayah pada Indah amalkan al-Quran
dalam setiap nafas, karena itu yang bisa menyelamatkan kita dari segala macam
tipu daya fatamorgana” kata-kata ayahnya mengema hingga ke hati, yang kemudian
mengalir dalam setiap tindakannya. Dari sosok ayah yang begitu bersahaja ia
mulai meniti kehidupan yang begitu syahdu diiringi senandung al-quran yang tak
pernah putus.
al-Quran juga banyak mengubah hidupnya,
melalui tahapan-tahapan tanpa disadari. Tahapan itu berawal ketika ia hendak
hijrah, dari yang dulunya hanya berpenampilan seadanya, hingga berkomitmen
untuk memakai hijab sesuai dengan ketentuam syariat. Untuk memulainya tidaklah
mudah, dan butuh keberanian dan percaya diri yang kuat. Dibalik keputusan itu
ada sosok yang mendukungnya dari belakang yaitu dari keluarga dan teman-teman
yang menyayanginya. Lingkungan yang memang sangat mendukukungnya menjadi alasan
kuat ia untuk berhijrah.
pesan ayah yang ia terapkan, juga ia
semaikan dalam setiap tindakannya, kesederhanaan dan keramahan selalu terpancar
dari wajah yang disapu oleh aliran air wudhu, hingga prinsip itulah yang
menjadi pengontrol dalam setiap tindakannya. Nikmat yang Allah titipkan dalam
senandung merdu yang dilafazkan membawanya pada kehidupan Islam yang kaffah. Dirinya
juga berusaha istiqomah dan terus memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik
lagi.
Membuka
Tirai Masa Depan
Semua orang punya masa depan, dan pasti
keinginan yang muluk-muluk. Sang qoriah ini juga menginginkan sebuah profesi di mana
orang-orang dapat merasakan manfaatnya. Al-quran membawanya pada sebuah
kepercayaan orang-orang terhadapnya dan keluarga, hingga atas permintaan warga
di sekitar tempat tinggalnya untuk membuat TPA dan pada akhirnya atas bantuan
kerabat-kerabat jadilah ruang di samping rumahnya untuk mengajarkan ngaji
anak-anak, tidak sedikit anak-anak yang ingin mengaji di tempat tersebut, namun
karena kurangnya tenaga pengajar dan juga ruang membuat anak-anak yang mengaji di
situ juga dibatasi, banyak anak-anak yang kecewa atas keputusan tersebut.
Mencintai al-quran membuatnya melangkah
menuju satu titik terang pada masa depannya, hingga tidak lagi bertanya dalam
hati mau di bawa kemana nasib ini. Ia sempat heran kenapa orang-orang begitu
antusias dan begitu menaruh percaya penuh padanya dan keluarga. Pada dasarnya
hal itu memang sebuah pencitraan yang ia bangun sejak lama, hingga membuat
besar namanya dan membuat orang-orang menaruh kepercayaan dan menyarankan untuk
mendirikan TPA. Impiannya tidak hanya sebatas menjadikan TPA-nya bisa dirasakan
oleh banyak orang. tetapi ada impian-impian lain yang ingin ia wujudkan.
Harapan yang ia wujudkan di masa
depan ialah bisa membuat hati orang-orang tersentuh tidak hanya dengan
senandung al-Quran melainkan juga kata-kata motivasi darinya yang bernadakan
dakwah. Karena ia ingin apa yang dilakukan, dipikirkan semuanya berdasarkan
al-Quran. Namun, ada satu hal yang masih menjadi kendala baginya yaitu
kepercayaan diri belum bisa ia tanamkan,
memang Indah adalah sosok yang bisa dibilang mampu untuk melakukannya, tapi
rasa takut itu masih bersenyam dalam hati, sepatutnya sebagai muslimah yang
baik kita harus bisa melawan rasa itu, dan mengambil kesempatan yang ada,
karena kesempatan untuk menjadi da’i itu datang tidak berkali-kali, teman.
Ada sebuah kata bijak untuk mengakhiri tulisan
ini, dari seorang ustad yang pasti sudah tahu, yaitu Ustad Yusuf Mansur “Harapan
adalah awal. Tapi bila berhenti hanya pada harapan, maka kaki kita hanya
berpijak bukan melangkah” renungkanlah……………
Foto-foto saat MTQ
FOTO AWAL-AWAL MTQ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar