Kamis, 31 Maret 2016

PERJALANAN

Perjalanan panjang adalah proses untuk kita melangkah tangga demi tangga keberhasilan, sebuah keyakinan yang akan mengantarkan itu menjadi sebuah kenyataan

Perjalanan
Jalan adalah sebuah sarana bagi seseorang untuk mencapai tujuannya. Ia tidak hanya bermakna sebagai tempat untuk dilalui oleh kaki, tapi jalan juga memiliki filosofi. Berbagai macam aksi dan reaksi saat mendengar kata itu. bagi seorang anak mahasiswi semester akhir jalan adalah sebuah jalur untuk menentukan masa depan. kenyataannya jalan itu tidak selamanya memilki jalur yang lurus ia mempunyai cabang cabang yang lain hingga terkadang membuat kita binggung untuk memilihnya.
Hidup itu pilihan, begitu juga jalan yang akan kita lalui itu adalah sebuah keputusan dari diri sendiri. Ketika sudah menentukan jalan hidup dan menentapkan tujuan yang ingin dituju maka saat itulah berbagai cara dilakukan. Sebelum kita sadar akan tujuan yang kita inginkan ada sebuah keadaan yang membuat kita terbangun bahwa “AKU HARUS BERUBAH” semangat pun berkoar-koar setiap proses yang dilalui.
Jalan  untuk mencapai sebuah kesukesan itu tidak akan membiarkan kita mudah untuk menapakinya. Kenikmatan terkadang berada di awal hingga membuat kita terbuai dan mengatakan ini adalah keberhasilan. Hingga lupa masih berapa KM lagi perjalanan yang harus dilalui itulah yang disebut persinggahan tipu daya. Manusia memilki kadar kepuasan dan mengatakan bahwa itu sudah cukup. Melepaskan mimpi besarnya begitu saja.
Roda kehidupan akan selalu berputar kadang kita berjalan di atas dan terkadang berada di bawah. Saat seorang sedang diuji kesungguhannya berada di bawah, tidak memilki apa-apa kehidupan yang terkadang membuatnya bingung dan terkadang tujuan dirinya pun tidak jelas. berbagai metode dan strategi masih tidak mampu untuk dirinya berjalan lebih cepat, hingga terkadang membuatnya lelah dan membuatnya singgah dan bahkan berhenti.

Masa lalu adalah sebuah pelajaran untuk menapaki bumi ini supaya lebih berhati-hati. Masa depan memang masih menjadi misteri, tapi ditangan orang yang berani bermimpi besar itu adalah sebuah masa di mana ketika akan memetik hasil jerih payah dari perjalanan itu. Hanya manusia yang mau berubah setiap harinyalah yang akan menikmati setiap keindahan dari hasil ujian yang dijalani secara tulus dan pantang menyerah dan menaiki tangga demi tangga keberhasilan dengan manisnya.

Rabu, 30 Maret 2016

ADA APA DENGAN MAS???

Ada apa dengan mas???
Ibaratkan teka-teki menjadi sebuah misteri hingga berujung pada tanda Tanya tentang dia yang kehilangan senyumnya seketika, hanya menyisakan ribuan pertanyaan di benak setiap orang,  “Ada apa dengan mas???”

Bibi, Ahjuma, Bahagia itulah panggilannya memilki kulit kuning langsat dan memilki banyak fans ketika hang out bersamanya. Tapi hari ini sungguh berbeda. rabu, 30 Maret 2016 menjadi sejarah ia kehilangan senyumnya. Saat orang-orang mengajak bicara ia bungkam tanpa sepatah kata pun. Menatap dengan tatapan kosong. Kulihat matanya memerah kemudian membengkak seperti orang habis menangis. Oh teman ada apa denganmu?
Kronologisnya kira-kira begini……..
Mata kuliah pertama pukul 07.30 tumben-tumbenya ia datang terlambat. Saat kuliah berlangsung ia masih tertawa dan bercanda dengan kami semua di kelas. masih cengar-cengir kiri kanan. Setelah mata kuliah pertama usai ia masih sama masih bisa menebarkan senyumnya. Tiba-tiba tidak ada angin tidak ada hujan apalagi badai ia yang baru saja keluar dari WC dan ketika masuk ke dalam kelas ia menundukan kepalanya dengan wajah bermuram durja dan tidak menjawab teguran siapa pun.
Ada apa dengan kamu mas? Tidak seperti biasanya kamu. Kamu yang selalu kuat walaupun diterpa berbagai hal yang melemahkan. Kamu yang selalu menasehatiku saat berada dalam keterpurukan. Teman biasanya kamu bercerita tentang kepedihan itu tapi sekarang, mungkin sekarang butuh ketenangan untukmu menyelesaikan masalah dan orang tidak perlu tahu masalahmu. Mengenai itu aku hargai keputusanmu
Pesan untukmu teman, jika kau merasa sangat-sangat tak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi masalahmu. Maka dengan mengikhlaskan semua yang telah terjadi dan menyerahkan semuanya kepada Allah. Ingat sob kita masih punya Allah yang selalu memberikan hambanya sebuah ketenangan yang hakiki. Memang saat-saat semester akhir sungguh membuat kita kebingungan tujuh keliling. Tapi percayalah genggam mimpi itu kuat jangan biarkan ia lepas dari cengkraman kita, yakinilah.


Selasa, 29 Maret 2016

DUA DEKADE


Dua decade banyak fenomena yang tak terduga dan  ketika berada di fase serba salah itu membuat hari-hari menjadi berstatus di ambang kebosanan
Dua dekade
Apa yang ada di benak setiap orang saat berada di fase 20 tahun? mungkin setiap manusia memiliki kebutuhan yang sama tapi tidak dengan keinginan. Ada banyak hal yang mewarnai umur yang merupakan gerbang menuju kedewasaan itu. Meninggalkan kata teen dalam kaidah bahasa sudah dianggap orang dewasa, meninggalkan umur belasan memang berat hingga tantangan hidup pun baru terasa campur aduk.
Hidup memang harus disyukuri, ikhlas, sabar dan qanaah. Semua itu tidak cukup untuk melalui hari-hari di masa depan, kenapa? Karena butuh sebuah mental baja untuk membentengi diri dari hantaman badai masalah. Masalah itu jika sering dipikirakan maka tak akan ada habisnya, tapi ada satu masalah yang harus kita cari sampai dapat, yaitu mencari masalah untuk tugas akhir di perguruan tinggi, skiripsi maksudnya!!! hehe
Pertengahan dua dekade yang banyak hal yang dipikirkan dan berkecamuk begitu hebatnya di dalam otak. Banyak penyesalan dari keputusan yang diambil. Hal yang tak pernah terduga, terjadi hingga menjadi buah pikiran dan belum menemui titik terang. Keresahan yang berkepanjangan menjadi pemicu utama keterpurukan. Intinya di umur inilah banyak yang mengalami fase serba salah akibat banyak desakan, ketegangan, kecemasan, dan harapan.
Masa depan pun menjadi tanda Tanya besar dalam mengarungi hari-hari. Akan jadi apa aku nantinya? Terus aku akan bekerja di mana? Terus bagaimana aku bisa membahagiakan orang tuaku? Kapan aku bisa mewujudkan keinginan orang tuaku? Atau apakah aku bisa mewujudkan cita-citaku? Itu adalah sebuah keinginan yang mulai goyah akibat benturan dari timur, barat, selatan, dan utara membuat hati dan pikiran menjadi dramatis dan dilematis.

Sebelum benar-benar memasuki fase dewasa, maka di depan pintu gerbang hendak menuju kedewasaan memang harus menyiapkan amunisi terbaik. Amunisi itu pun akan melindungi diri dari perusak-perusak kehidupan dan menembaknya hingga tak ada celah lagi untuk menggangu. Amunisi itu hanyalah diri kita sendiri yang bisa mengkonsepkannya sedemikian rupa hingga menjadi sebuah perwujudan harapan di masa depan.

Sabtu, 12 Maret 2016

CERPEN: PARTIKEL SEMANGAT UNTUK HUDA

Partikel Semangat Untuk Huda
Badai datang berkecamuk dalam dada tak henti-hentinya hendak menerobos partikel semangat yang susah payah dipersatukan dari dimensi yang berbeda, tapi pada hakikatnya kendali seluruh kehidupan ada di tangan Sang Pencipta.

Senyum manis kini tak pernah diperlihatkan sosok yang sering bercengkrama dengan kami. Kos Jamilah seperti kehilangan keceriannya, saat orang yang paling dikagumi seperti menutup dirinya. Huda Laila namanya, bahkan ia tidak peduli ketika anak kos yang lainnya membicarakannya. Ia hanya berlalu begitu saja di hadapan mereka dengan kondisi mata yang membengkak.
Murungnya kak Huda menjadi misteri bagi kami, terutama aku yang selalu salut di setiap kata yang ia keluarkan dari bibir mungilnya itu. Sebulan sudah ia seperti itu tidak mau berbicara kepada kami, apalagi menceritakan masalahnya. Tidak tega rasanya melihat keceriannya hilang begitu saja. Bahkan tidak ada satu pun di antara kami anak kos yang berani menanyakan langsung padanya.
Hingga pada suatu malam ia pun berteriak, sekencang-kencangnya membuat anak kos pada heboh, tapi tidak berani untuk melihat ke kamarnya.
“Shayyidah, kenapa kak Huda jadi begitu ya? Kamu kan paling dekat dengannya coba tanya gitu sama dia!”
“Bukannya aku tidak mau ya Von, dia itu setiap aku tegur nyahut saja tidak bagaimana aku mau bertanya padanya, setiap aku mau ke kamarnya pasti selalu di kunci”
“ada apa dengan kak huda? sungguh misteri sekali, apalagi ia paling tua di antara kita-kita di sini” Voni berkata sambil menerawang-nerawang
“Apa yang harus kita lakukan ya? Aku kasihan melihatnya seperti orang yang sudah putus asa, kondisi kamarnya saja sudah sebulan ini aku tidak pernah melihatnya lagi” aku pun berpikir sambil menopang dagu.
“Kalau begitu kita harus membantu kak Huda untuk tersenyum lagi, bagaimana?”Voni menemukan ide
“Aku setuju, kita susun rencana besok, dan satu hari itu kita sudah harus mengetahui permasalahan dan solusinya” kami pun sepakat
***
Pagi
Aku dan voni pun memulai untuk menjalankan rencana kami tadi malam, aku bertugas untuk mengawasi kamarnya dari kamarku yang kebetulan bersebelahan dengan kamarnya. Dan si Voni karena hari ini ada mata kuliah, dan ia pun akan bertanya dengan teman sekelas kak Huda, yang sering nongkrong di perpustakaan.
Kutunggu suara pintunya terbuka, tapi tak kunjung dibukanya. Suara tangisan sepertinya selalu menghiasi kamar kak huda, aku hanya berdoa saat kak huda pergi ke wc kamarnya tidak di kunci. Waktu yang kutunggu akhirnya tiba juga, suara pintunya dibukanya perlahan, aku pun siap siaga untuk menerobos masuk ke dalam kamarnya, kak huda pun masuk ke dalam wc. Aku bergerak seperti Charlie chaplin masuk cepat ke dalam kamarnya, aku tercengang saat masuk ke dalam kamarnya…………….
Siang
Saat mata kuliah usai si Voni pun mulai melancarkan aksinya untuk ke perpustakaan, terlihatlah kak Ina sedang mencari-cari buku.
“kak Ina, boleh tanya sebentar ini masalah kak Huda?”
“Kamu tidak lihat saya lagi sibuk cari buku”
“Ayolah kak, tidak kasihan apa lihat temannya seperti orang yang putus asa?” Tanya Voni sambil meyakinkan kak Ina untuk mengatakan yang sebenarnya.
Kak Ina pun menghela nafas sejenak “heeeeeeeeeeeeeeh”
Malam
Aku dan voni saling tatap-tapan
“Von aku tak pernah menyangka ternyata”
“Aku juga tidak pernah menduga akan seperti itu, Shayyidah”
“Tadi saat aku masuk ke kamarnya kak Huda yang kulihat adalah 12 kertas yang di tempelkan di dinding kamarnya bertuliskan judul skrpsi yang ditolak”
“Ya ampun sebanyak itu Sha, aku tak pernah menyangka, pantas kak Huda segitu galaunya”
“Tadi juga kak Ina teman sekelasnya bilang kalau kak Huda lagi kesusahan skripsinya. itu saja tadi, tapi ia tidak bilang sampai kalau kak huda judulnya ditolak sebanyak itu”
” Lalu apa yang harus kita lakukan Von? Masa kita diam saja, melihat saudara kita menderita seperti itu”
***
Tok tok tok
“Kak huda, miss you” aku memeluknya saat ia membuka pintu kamarnya dan Voni pun ikut memeluknya juga
“Ada apa kalian memelukku”
“Kak maafkan kami karena telat tahu apa yang sedang kakak alami. Kak jangan pernah putus asa”
“Kak kembalilah seperti dulu, Huda yang selalu menebar senyum kepada siapa pun, memberikan semangat kepada teman-temannya, pantang menyerah, dan berprestasi, mungkin kakak tidak pernah merasakan kegagalan sebelumnya dan inilah saatnya kakak diuji, kak ketahuilah bahwa dibalik kesuksesan seseorang pasti ia pernah mengalami kegagalan” Voni berusaha meyakinkan kak Huda
“Kak Huda itu beruntung loh karena memilki partikel semangat yang bisa menguatkan, pertama partikel yang bisa menguatkan kakak adalah harapan orang tua itulah terkadang yang bisa menguatkan kita, kedua, partikel dari kami teman-temanmu yang tak akan pernah meninggalkanmu kak, ketiga, partikel yang paling menentukan kehidupan kita kelak yaitu Allah kak. Cobalah untuk bangkit kembali, tawakal, sabar serta mengikhlaskan semua yang telah kakak lakukan, kami yakin kakak bisa dan mampu untuk menemukan judul yang ketiga belas ini. ingat partikel-partikel semangat apabila telah disatukan akan mengahasilakan kekuatan semangat mahadahsyat jika kakak memikirkannya” aku berusaha meyakinkannya kembali

Kak Huda pun memeluk kami, hingga matanya berkaca-kaca dan menjatuhkan butir-betir bening berisi air mata haru……..

Rabu, 09 Maret 2016

CERPEN: MIANHE

Mianhe
Mianhe” adalah kata yang kubaca ketika kubuka sms yang masuk di hp. Pesan singkat itu sudah dikirim dari seminggu yang berlalu bahkan setiap hari, hingga hari ini. Pikirku ini orang maunya apa sih??? Pesan yang tidak kuhiraukan itu akhirnya kubalas juga.
Assalamulaikum, siapapun anda, tolong jangan ganggu orang seperti ini ya, terima kasih” kuketik kata-kata itu dengan setengah emosi.
“Ada apa sih Shaffiyah? Sepertinya kamu kesal sekali!” Novi menghampiri meja kerjaku.
“ini nih Nov, ada orang yang sms ke nomorku, setiap hari dari seminggu yang lalu, pesan yang sama lagi, kamu tahu apa MIANHE
“Mungkin dia tahu kalau kamu suka nonton drama Korea kali ya”
“Tapi apa maksudnya, mengirimku kata itu. Yang jelas pekerjaanku jadi tidak kelar nih gara-gara memikirkan itu”
“Awas loh kamu nanti dimarahin Jeng Ana nanti, kalau dia sudah marah nanti urusannya jadi cetar membahana”
Insya Allah pasti akan kuselesaikan, tinggal masangin payet-payetnya. Punyamu itu roknya juga belum  diselesaikan yak an???”
“Kalau begitu kita sambung ceritanya lain kali saja lagi ya, aku mau nyelesaikan roknya”
Kuhidupkan lagi mesin jahit untuk menyelesaikan kebaya pengantin yang sempat terbengkalai karena memikirkan hal itu. Walaupun aku terfokus pada  pekerjaanku tapi hatiku masih bertanya-tanya apa maksud dari pesan sigkat itu.
***
“Fiyah, tunggu. kita jalan sama-sama ya ke halte bisnya” Novi memanggilku dan bergegas menghampiriku kami pun berjalan bersama meninggalkan butik Jeng Ana.
“Nov, aku masih penasaran siapa ya yang mengirim sms itu, apa tujuannnya?”
“Mungkin ini ada kaitannya dengan masa lalumu mungkin?”
Aku terdiam sejenak apa mungkin dia ya? Pikirku. Bukankah ia tidak pernah menghubungiku lagi semenjak lulus dari smk itu.
“Shaffiyah, Shaffiyah, Shaaaaaffiyaaaaaah” Novi memanggilku karena melamun sampai lupa bis sudah tiba di depan halte.
“Oh iya, aku pergi dulu ya Nov. sampai ketemu besok”
Kulihat keluar jendela, hiruk pikuk keramaian kota diwarnai suara kelakson mobil ditambah cuaca yang tampak sayup-sayup menyambut senja menjuntai indah di langit yang berkelabu itu.  diriku pun terbawa lamunan  pada kisah di masa lalu.
***
Hwathing joena
“Dae oppa”
Itu adalah cuplikan drama Korea yang kami tonton di kamar kos dengan leptop milik Kim.
“Ya ampun sweetnya Yong Hwa itu, lesung pipitnya buat melting” kim berkata tanpa sadar.
“Gantengan si Kim Won, cocok lagi sama si Yuri” aku menyangkalnya
“tetap si Yong Hwa lah, kan Yong Hwa pemeran utamanya”
“Aku udah dulu deh nontonya, mau ngerjain desain dulu. Kamu juga Kim besok lagi ngelanjutinnya”
“Besok sajalah desain itu gampang” ia masih terpaku pada drama Korea itu
Aku menggeleng-geleng kepala. Kugambar pola baju, untuk tugas akhir ujian praktek di SMK. Beberapa desain telah kubuat. Hingga kulirik si Kim masih saja asyik dengan drama Koreanya. Tanpa sadar aku pun tertidur karena kelelahan saat membuat desain baju dengan sentuhan batik itu.
Keesokan harinya, kim seperti tampak binggung aku sudah duga pasti dia tidak mengerjakan desain itu.
“Kenapa Kim???” aku pura-pura bertanya
“Fiyah ottoke???? Aku belum buat desainnya” wajahnya begitu panik.
“Ya udah ambil punyaku saja, semalam ada beberapa desain yang kubuat” aku memberikannya solusi, karena ia juga sering membantuku dalam meminjamkan laptop miliknya untuk mengerjakan tugas.
Gomawo oppta joana” dia memelukku.
Begitulah persahabatan yang kami jalani, memiliki keinginan yang sama membuat aku dan Kim seperti saudara kandung, pertemanan itu pun sudah dijalani sejak masa-masa SD, hingga memutuskan masuk SMK di jurusan fashion desainer. Ada satu impian yang sangat kami ingin lakukan bersama-sama adalah mengunjungi negeri oppa-oppa ganteng itu, Korea Selatan.
Dalam penantian pengumuman kelulusan masa akhir sekolah, kami masih berada di  kos, sambil menentukan masa depan yang akan dijalani selanjutnya. Saat kupinjam leptop Kim, tanpa sengaja muncul informasi tentang beasiswa luar negeri di Korea Selatan bidang desain pula. Aku pun memanggil Kim yang sedang asyik membaca tabloid tentang artis Korea itu.
“Kim, Kim, Kim. Sini deh ada hot news nih” aku memanggilnya dengan wajah bersemangat
“Apaan sih Fiyah???”
“ Ini nih Kim, akhirnya doa kita dikabulkan ya. Beasiswa di bidang Fashion Desainer dari Universitas Korea Selatan membuka peluang untuk lulusan SMK di Indonesia, syaratnya Cuma bisa bahasa Inggris dan menyertakan desain terbaik aja tuh” kami berdua saling tatap-tatapan dan berteriak
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA” sampai penghuni kos yang lainnya memarahi kami.
“Bahasa Inggris udah makanan kita sehari-hari itu gampang yak an Fiyah, tapi desainnya itu apa ya. Ya udah mulai dari sekarang kita kumpulkan energy untuk menuangkan ide tentang pola terindah yang akan mengantarkan kita menuju masa depan yang cemerlang”
“Keren banget kata-katamu Kim, syukur kita diwajibkan bisa berbahasa inggris di SMK ya. Alhamdulillah deh pokoknya.”
Saat itu, aku dan Kim sibuk mengumpulkan ide untuk mengoreskan desain di atas kertas. Akhirnya kutemukan ide untuk membuat desain baju kombinasi antara baju hanbok baju tradisional Korea dengan sedikit batik sebagai pemanisnya, kugambar batik bermotif bunga dengan telaten.
Segala berkas telah kami urus dan telah dikirim kepada pihak penyelengara, Hanya tinggal menunggu proses wawancaranya saja.
“Fiyah idemu tentang apa” Tanya Kim kepadaku, karena keesokan harinya setelah seminggu mengirim desain itu aka nada sesi wawancara, kami pun berlatih bersama-sama
“Ideku cukup simple kok, desain kombinasi antara batik dan juga hanbok itu loh baju tradisional Korea, dengan sentuhan warna monokromatik menjadikannya elegan dan sederhana cocok di pakai oleh semua kalangan wanita baik itu dari anak kecil, remaja, dewasa, bahkan nenek-nenek. Bentuk handbook yang lengan seperti baju terusan berlengan panjang jadi cocok untuk di mix and mach dengan apa pun terutama mereka yang berhijab juga jadi tertutup dan lekukan tubuhnya tidak terlalu kelihatan. Inti dari desain ini adalah sederhana, istimewa, dan ekonomis kalau mau dijual sih, hahahahaha”
“Wah, keren-keren. Persentasi yang spektakuler sekali.” Kim bertepuk tangan menyatakan selamat padaku.
“udah malam nih, tidur yuk. Kita harus tidur cepat biar besoknya tidak ngantuk pas wawancaranya”
Matahari tampak begitu secerah semangat kami untuk menjalani tes wawancara, senyum dan saling menatap saat berjalan menuju ruangan, tapi hati tak bisa menyembunyikan perasaan degupan kencang hampir-hampir membuat jantung mau copot.
“KIMISHA HANARIYANTI silahkan masuk kedalam” Kim pun dipanggil mendahuluiku untuk melakukan sesi wawancara
Beberapa lama kemudian namaku dipanggil.
“SHAFFIYAH SALINA silahkan masuk” degupan jantungku seperti diberi mikerophon hingga suara keras begitu hebatnya.
Pewawancara itu pun mulai mengintrogasiku.
“Kamu dari Smk Tunas Harapan ya, sepertinya desain kamu hampir mirip dengan yang sama dengan yang tadi”
Tiga orang pewawancara itu pun saling berpandang-pandangan.
“Sebenarnya desain kamu ini sangat menarik. Tapi maaf beasiswa ini hanya diperuntukan untuk satu orang di satu sekolah saja, jadi kami rasa peserta yang sama dari smk kamu tadi sudah sangat menarik dengan presntasinya”
Rasanya aku ingin pingsan, menangis, teriak, dan memberontak saat itu juga.
“Kalau boleh tahu peserta yang satu sekolah dengan saya terus desainnya juga hampir mirip itu siapa ya pak?”
“Kimisha Hanariyanti” aku melotot dan tak pernah menyangka orang yang sangat-sangat aku percayai tega menghiyanatiku seperti ini. aku berjalan tak tentu arah dan jejak Kim tak pernah kuketahui lagi.
***
“Mbak, mbak, mbak udah nyampai” tanpa sadar air mataku jatuh hingga membuat kenek bis pun kaget saat melihatku.
Tidak berapa lama kemudian aku turun dari bis pesan singkat itu kembali muncul dari hp “MIANHE
“Aku tahu sekarang ini kamu kim, kenapa baru sekarang kata maaf itu baru kamu sadari harus kamu lakukan untuk menebus kesalahanmu” aku mengetik pesan itu sambil menahan air mata
“aku malu fiyah, untuk menemuimu sejak hari itu, aku baru menyadari bahwa sukses yang aku dapat di Seoul tidak akan pernah berkah jika diawali dengan kelicikan untuk mendapatkannya, mianhe Fiyah, aku benar-benar takut karena bayang-bayang saat aku harus mencuri mimpi indahmu” ia membalas pesanku begitu panjangnya
“penghianatan begitu hebatnya akan tersandera dua pilihan dendam atau memaafkan, tetapi nurani tidak akan pernah tega untuk melukai dengan cara yang sama, karena kupercaya semua ini adalah takdir terbaik yang diberikan Tuhan”
“Izinkan aku untuk menghapus pola dusta yang telah kugoreskan di atas kertas putih yang terlalu lama kusimpan selama ini”
“Kim, Fiyah akan selalu mendoakan kesukesanmu menjadi fashion deainer seperti yang kamu inginkan jangan lupa salam ya sama oppa di sana ya, hehehehe”

ARTI KATA YANG DIMIRINGKAN
MIANHE: MAAF
HWATING JOENA: SEMANGAT SAYANG
DAE OPPA: IYA ABANG
SWEET: MANIS
MELTING: MELELEH
OTTOKE: BAGAIMANA
GOMAWO OPPTA JOANA: TERIMA KASIH SAYANG
MONOKROMATIK: WARNA SENADA


Selasa, 01 Maret 2016

CERPEN: SIRNA

SINOPSIS
Keikhlasan adalah simbol strata tertinggi dalam unsur rasa untuk menghadapi bayang-bayang yang masih terlihat nyata meskipun tak mungkin sirna seketika
Sirna
Awan seakan berhenti bergerak dan mengalami perubahan bentuk juga warna menjadi hitam berkelabu hingga menakutkan. Suara dentuman dari langit pun menggema hingga ke hati, apalagi seperti ada sengatan listrik yang siap menyentrum tubuh ini. Hujan pun mendarat di bumi dengan begitu hebatnya menguyur seluruh tubuh ini. Alam seakan mendukung hati yang terlanjur terhempas saat itu juga.
“FATIHHHHHHHHHHHHHHHHH” diriku yang tak pernah berteriak sekencang itu akhirnya berteriak begitu kencangnya saat itu.
“Azura” ia membalikan badannya ke belakang dan betapa kagetnya dia di tengah guyuran yang begitu derasnya,
Waktu seakan berhenti sejenak, butiran-butiran hujam seakan merajam kembali hati yang sudah terlanjur terluka itu.
Aku berlari membalik badan dan merasa tak percaya, berlari begitu hebatnya berlari sekencang-kencangnya hingga tak memperdulikan keadaanku sekarang tanpa sadar sinar sorot lampu disamping seakan menumbangkan ragaku hingga sekarang tidak hanya kelabu lagi yang kulihat tapi rona yang tampak begitu hitam pekat.
***
Fatih pria yang kukenal beberapa tahun yang lalu, saat berbelanja di toko barang seni, belanjaan kami pun tertukar. Itu juga karena kesalahanku yang waktu itu sangat terburu-buru karena banyak orderan gaun pengantin di butik. Saat aku berjalan menuju motor, memang kudengar suara memanggilku dengan pangilan “mbak” tapi aku langsung tancap gas pergi. Tak kusangka ia mengejarku sampai ke tempat butik.
“Assalamualaikum mbak” ia berada di belakangku saat aku sedang menuju butik dengan nafas yang terengah-engah.
“Waalaikumsalam, ada apa ya mas?” aku pun membalikan badan kulihat pria berbaju rapi itu sampai berkeringat.
“Begini mbak, sepertinya barang belanjaan kita tertukar, coba lihat yang ada di dalam kantongnya!” dengan nafas yang masih terengah-engah ia menjelaskan.
“Ya ampun maaf ya mas, sepertinya saya salah ambil tadi, kalau begitu mas masuk dulu ke butik saya sepertinya mas kelelahan mengejar saya tadi, saya mohon mas untuk menembus kesalahan saya!!!” aku pun mengajaknya untuk masuk ke dalam butik dan ia pun mengikutiku.
masuklah kami ke dalam butik, dan kedatanganku sedang ditunggu-tunggu oleh rekan-rekan kerja.
“Kamu ke mana saja sih Ra, gaun pesanan anak ibu Tini itu bagaimana? Masa dicancel begitu saja”
“Iya tunggu sebentar ya, maaf mas duduk dulu di sana ya, nanti saya akan ke sana. Saya mau menyelesaikan masalah ini dengan rekan saya dulu sebentar.”
“Iya baiklah”
Beberapa menit kemudian, aku pun ke ruang tunggu sambil membawakannya minuman dan juga beberapa kue untuk disajikan.
“Ini di minum dulu air juga kuenya dimakan ya. Maaf ya mas tadi ada sedikit masalah,  makanya tadi saya terburu-buru pulang, oh ya mas, kok beli peralatan melukis pasti mas seorang pelukis ya?”
“Ya, saya seorang pelukis, tapi saya tidak melukis seperti Leonardo Davinci atau Monet ataupun Basuki itu ya. Saya spesialis melukis keindahan alam saja, Alhamdulillah itu memang cita-cita saya dari dulu, pergi ke tempat-tempat yang menawarkan keindahan alamnya sekaligus melukis juga keindahannya. berkat keyakinan terhadap cita-cita itu akhirnya saya punya galeri sendiri sekarang, kalau mbak mau lihat datang saja, ini kartu nama saya, oh ya mbak kerjanya di butik ini ya?” ia pun menyodorkan kartu namanya kepadaku
“Muhammad Fatih, ini nama anda, kenalkan saya Azura Alila”
“Ya, orang-orang memangil saya dengan Fatih”
“Oh ya mas saya seorang desainer weding dress. dari mulai mendesain polanya di kertas hingga membuatnya sampai siap pakai itulah pekerjaan saya, mereka yang tadi itu adalah orang-orang yang membantu saya dalam memanajemen butik ini. Kita sudah punya masing-masing tugas di sini. Tidak tahu kenapa sekarang orang-orang banyak yang order, mungkin musimnya nikah kali ya, hahahaha” Kami pun tertawa bersama.
 Pertemuan waktu itu membuat kami sering menjalin silaturahmi, dan berteman akrab. Hingga pada bulan ketiga ia memberitahuku bahwa ia menyukaiku dan aku tak pernah menyangka itu. Saat itu kami sedang melihat pameran yang berada di galeri miliknya. Hingga kulihat ada sebuah lukisan yang tampak begitu special ia melukiskannya dan aku pun menatap lama-lama, ia pun mendekatiku.
“Kamu tahu apa maksud lukisan ini? ini bukan sembarang senja yang hanya ditoreskan begitu saja di atas kampas putih. Senja itu melukiskan keinginaku bersamamu untuk bisa melihatnya bersama- sama dan akan selalu melihat keindahan itu sampai masa senja nanti, kamu lihatkan dua orang yang sedang melihat senja itu? itu adalah kita, aku ingin memegang tanganmu dengan halal seperti di lukisan itu, bagaimana denganmu Azura?”
Aku tak pernah menyangka bahwa ini adalah fase teromantis melibihi romantis senja bersama lembayungnya. Ia melamarku, pria yang berparas teduh ini, rasanya aku masih tak percaya, dan aku tidak ingin membuat keromantisan ini sirna seketika, aku pun mengiyakan.
***
Air mataku kian menetes di pipi ketika aku tersadar dari kenangan masa laluku itu. aku memandang di luar jendela dengan tatapan kosong, aku tak menyangka seseorang yang begitu sempurna, begitu teganya memnghancurkan perasaan hingga berkeping-keping pedihnya, rangkaian kata indah yang selalu keluar dari mulutnya kini sirna sudah, tak bermakna apa-apa lagi.
Akhir yang menyakitkan bagiku, tergeletak tak berdaya karena sakitnya hati dan juga raga di rumah sakit ini membuatku tak bisa menahan sesal. Fatih yang kukenal pria yang sopan bahkan untuk menyentuh aku saja ia tidak berani, dan kemarin ia memeluk seorang perempuan cantik itu di depan galerinya.
“Assalamualaikum Ra, ini saya Fatih” ia mulai mendekatiku
“kenapa? Kamu mau menjelaskan bahwa kamu tidak ada apa-apa dengan perempuan itu, atau kamu mau bilang kamu mencintainya? Kamu tidak perlu repot-repot Fatih, semuanya sudah sirna dan tak akan perlu ada penjelasan lagi. Lebih baik kamu pergi saja aku sudah mengikhlaskanmu. Mungkin sebuah kesalahan pernah mengenalmu Fatih, kenapa ketika  waktu menikah  tinggal beberapa hari lagi, baru terungkap semua ini kenapa Fatih? Kenapa tidak dari dulu saja kamu bilang bahwa kamu mencintai orang lain. pergi dari sini!!!!!!!!” aku begitu beremosi dan aku tidak ingin melihatnya lagi hingga pandanganku tampak kelabu.
“Ra dengarkan penjelasanku dulu. Rasa yang sempat aku katakan padamu itu tidak pernah ada dusta dan tidak akan pernah sirna Ra.  Asal kamu tahu orang yang aku peluk itu adalah orang-orang yang sangat-sangat aku sayangi, dia adalah adik kandungku Ra, ia adalah keluargaku satu-satunya lagi di dunia ini, setelah kepergian orang tuaku kami terpisah dan ia tinggal bersama bibiku di luar kota sedangkan aku menetap di sini. Waktu itu betapa senangnya dia mendengar aku akan menikah dan langsung memeluku di depan galeri, dan kamu malah pergi begitu saja sampai-sampai kamu tidak memperhatikan mobil di di sampingmu.”
“APA”