Senin, 29 Februari 2016

BERSAMA PESONA SEJAUH KAKI MELANGKAH


Bersama Pesona Sejauh Kaki Melangkah

Alam menawarkan miliran pesona keindahannya sehingga membuat setiap tempat dikenal dengan simbol yang berbeda-beda, sebagian orang memiliki hasrat menjadi musafir agar bisa mengembara sejauh kaki melangkah

Jembatan Tayan, akhir-akhir ini menjadi salah satu tempat yang paling banyak di kunjungi orang. Apalagi orang yang berasal dari daerah Hulu, tidak sah rasanya jika tidak pergi ke sana. Jembatan tersebut merupakan jembatan yang dibangun untuk memudahkan transportasi melaju antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Jembatan Tayan memang sudah lama dibangun sejak pertama kali ke Tayan pada tahun 2013, itupun masih dalam proses pembangunan, dan selesai pada akhir tahun 2015. Jembatan yang bercorak merah putih ini memilki desain yang cukup menarik, tapi kalau tidak salah desainnya tidak asing ya, menyerupai jembatan di mana ya? Ya sudahlah jangan dipikirkan. Menariknya tempat tersebut dijadikan ajang berfoto dan berselfie ria, meskipun tidak hari libur pengunjung banyak yang datang. Eksistensi jembatan bisa dilihat pada foto-foto sebagian orang Kalimantan Barat di media sosial dengan background Jembatan Tayan.
25 februari 2016, bersama pesona yang menakjubkan sehingga pertama kali melihatnya kata-kata yang keluar dari mulutku adalah “KEREN”. Aku bersama Ewit teman dari kecil sampai sekarang tapi jarang ketemu sih juga beberapa anggota keluarganya yang penasaran dengan cerita orang, dan kami memutuskan untuk singgah sebentar di sana, sebelum melanjutkan pulang ke Pontianak. Tibanya kami di sana sekitar pukul 11.00, dengan kondisi cuaca awan berkelabu, setelah berjalan-jalan dari jauh hingga tiba di tengah jembatan cukup membuat kami puas dan tak lupa juga berfoto ria di sana. Setelah kami meninggalkan jembatan dan beralih ke tempat yang bertuliskan Jembatan Tayan Kapuas, tidak lama kemudian ada segerombolan motor yang beranggotakan para pria itu, membuat kami sebenarnya sedikit malu dalam berpose, ditambah lagi salah satu dari anggotanya memintaku untuk memotret mereka, ya ampun terdiam badai rasanya ketika dia memanggil mbak,
“Mbak-mbak bisa fotokan kita ndak, nah pencet yang ini ya” pikirku emangnya aku gaptek apa, dipanggil mbak lagi tua benar deh (just kidding)
“Iya” kusampaikan padanya. Sebenarnya ingin kubilang bahwa fotonya gelap tapi, biarlah kami pun ingin cepat bergegas pergi sebelum hujan mulai lebat. Dan setelah itu kuberikan hasilnya.
Kami pun pergi dari kejauhan kudengar, “Yah gelap fotonya, gimana dong” aku pun pun cekikan dengan temanku.
Perjalanan bersama pesona keindahan jembatan Tayan pun selesai. Harapanku adalah tidak hanya melangkahkan kaki di tempat itu saja. Aku ingin pesona tentang keindahan alam, akan selalu memberiku semangat untuk mewujudkannya, membawa kaki ku melangkah ke tempat-tempat yang  belum pernah kukunjungi, semoga saja di masa depan hal itu menjadi nyata, AMIN.


CERPEN: ANTARA AKU, KAU, DAN HUJAN

sinopsis
Biarkan derasnya hujan yang turun tuk menghapus dan membasuh hati yang sempat salah tempat dam Beningnya hujan membawa kejernihan di hati tuk mengembalikan senyum seperti semula. Walaupun antara aku, kau, dan hujan hanya menjadi sebuah rasa indah dalam kisah

Antara Aku, Kau, dan Hujan
Butiran-butiran hujan kembali menembus awan menjelang akhir Februari ini. Bajuku yang dari atas sampai ke bawah semuanya basah kuyup. Hujan yang begitu derasnya membuatku bergegas untuk cepat sampai ke halte bis, tapi dalam langkah gerakku yang cepat tak membuahkan hasil, aku sangat mengkhawatirkan pakaian yang kupakai adalah berwarna putih, rasanya aku tidak ingin melihat keadaanku sekarang. Aku hanya berdiri berharap bis yang kutunggu tiba, tanpa memperdulikan orang-orang yang memperhatikanku. Aku pun dikejutkan ucapan salam dari arah belakang.
Assalamualaikum, Ukhti. Silakan pakai jaket saya saja daripada kedinginan seperti itu ” ya ampun, ini malaikat datang dari mana sih, baik banget, tapi sayang sayapnya tak terlihat. Aku sempat tak bisa berkata apa-apa saat pria itu memberikan jaketnya, seperti di film-film romantiS saja.
“Iya, mas terima kasih” aku tak tahu harus berkata apa lagi. Tak lama kemudian bis pun tiba, tapi itu bukan bis yang melewati jalur rumahku. Ia yang berada di sampingku tadi, pergi begitu saja, hingga tak sempat mengucapkan selamat tinggal, karena harus berebut tempat duduk dengan penumpang lainnya.
***
Keesokan harinya, pagiku terasa begitu cerah secerah matahari yang baru saja terbit dari peristirahatan. Bibirku tak pernah berhenti untuk tersenyum, karena peristiwa kemarin sore. Kupandangi jaket kulit berwarna hitam itu. Sempatku berpikir apakah ia adalah jodoh yang Allah kirimkan untukku. Pria berbaju putih sama seperti ku kemarin itu, aku berharap bisa bertemu dengannya hari ini, dan mengembalikan jaketnya.
Bis pun menurunkanku di depan halte yang berada di depan kampusku. Kulihat halte itu, seperti ada bayangnya yang sedang tersenyum padaku memakai baju muslim berwarna putih, ya ampun khayalanku begitu tinggi, segera kubuyarkan khayalanku.
Astgarfirullah, Yunisa apa yang sedang kamu pikirkan” aku segera bergegas pergi dari tempat itu sambil memperbaiki baju dan kerudungku.
Saat berada di lorong-lorong kelas, dari arah belakang Yasmin memanggilku.
“Assalamulaikum, Yunisa. Kamu sepertinya hari ini banyak tersenyum? Ada apa. Ada kabar bahagia ya? Apa? Cerita dong!”
“ Senyum itu kan harus, sebagai muslimah yang baik, kita memang harus seperti itu. kemarin saat kamu pulang duluan, Nisa pulang sendirian terus sebelum nyampai di halte eh tiba-tiba hujan, jadinya basah kuyup deh. Dan kabar bahagiannya adalah ada seorang pria baik hati, berwajah tampan lagi, minjamkan jaketnya padaku Yas, apa ini pertanda bahwa jodohku udah dekat ya.”
“Atas izin Allah pasti semua itu akan terjawab Nis. Yasmin juga lagi bahagia nih. Coba lihat apa yang ada di jari ini?”
“Cincin…….. ya ampun kamu sudah dilamar si Azril itu ya. Selamat ya. Katanya orangnya satu kampus dengan kita, orangnya yang mana sih, kamu kan baru kenal. Pakai acara nutupin segala lagi.” Aku menggoyang-goyangkan bahunya
“ Orangnya itu……..” kami pun berhenti di depan kelas dan melihat sudah ada dosen
“Ya ampun tuh, ada miss M, udah di kelas nanti kita disemprot habis-habisan lagi” kami pun bergegas masuk ke dalam kelas.” Dengan posisi yang tertunduk kami masuk ke dalam kelas.
***
Sama seperti kemarin, hujan kembali hadir di balik sayup-sayup rintiknya di seberang sana. Kulihat sosoknya yang memakai baju muslim berwarna putih itu lagi, membuatku bergegas untuk menyeberang ke sana. Tapi, sayang bis pun melaju di hadapanku hingga aku cepat bergegas, tak sempat kuberikan jaket itu bis pun melaju dengan kencangnya. Di balik kaca sosok pria itu berdiri sambil memberikan senyuman termanisnya padaku. Hari ini telah kulihat lagi sosoknya, namun tak sempat kukatakan sepatah kata pun padanya.
***
29 Februari ini, tak kan kubiarkan berlalu begitu saja. Memang pertemuan itu begitu singkat namun sosoknya yang berparas teduh mampu meluluhkan hati ini. Rasanya hati ini begitu penasaran dengan sosoknya. Tapi, kenapa baru sekarang ia muncul di hadapanku dari dulu aku selalu menanti bis ia tak pernah ada. mungkin saat inilah jodoh kutiba.
Hujan yang menguyur dari subuh tadi, tak berhenti-henti. Sampai aku berada di kampus pun hujan sepertinya belum reda masih menyisakan tetesan di dedaunan. Lamunanku menghadap jendela ke arah luar, membuat perasaanku begitu syahdu dan membuatku menyukai sayup-sayup hujan yang tampak menempel di kaca jendela, lalu tanpa sadar kutuliskan bentuk love di kaca itu.
“Cie, yang sedang kasmaraan, udah kenalan belum sama pria jaket hitam itu?”
“Ada-ada saja kamu, Yas. Boro-boro kenalan mulangkan jaketnya saja belum, kemarin bisnya datang duluan, tapi ia sempat senyum kepadaku dan menganggukan kepalanya mungkin mengisyaratkan minta maaf padaku”
“Ini undangannya Nis, datang ya Minggu depan loh 7 Maret. Jangan lupa bawa pasangannya. Oh iya sepertinya Yas sepertinya akan menyusul Nisa menunggu bis nantinya. Tapi Yas mau ke masjid dulu.”
“Sip deh. Tumbenan naik bis?”
“Pengen ngerasain romantismenya hujan bersamamu, hehehe”.
“Dasar kamu Yas”
***
Sayup-sayup hujan yang hanya menyisakan gerimis itu sempat menempel di pipiku dan kulihat di seberang sana, sosok pria berbaju muslim itu sedang duduk. Aku pun segera melirik ke kanan dan ke kiri untuk menyeberang. Aku pun tiba di hadapannya sambil mengeluarkan jaket hitam itu. Ia pun berdiri di hadapanku dan kuberikan jaket itu kepadanya sambil tersenyum dan kuucapkan.
“Terima kasih ya atas pinjaman jaketnya” kuserahkan padanya, ia pun menerimanya dengan senyuman,  tidak lama kemudian bis pun berhenti di depan halte, dan bisi tu adalah bis yang satu jalur denganku. aku pun  binggung harus bagaimana, dan kuputuskan untuk bergegas permisi dari hadapannya di antara kerumunan orang-orang yang berebut untuk mendapatkan tempat duduk. Kulihat iya di balik jendela itu.

Terkejut bukan main aku dibuatnya, Yasmin menghampiri pria berbaju muslim itu, dan tak sengaja kulihat jari tangannya tersematkan cincin di kedua jari mereka. Ya ampun aku tak pernah menyangka akan jadi begini. Sesorang yang aku percaya ia adalah jodohku sejak awal, ternyata bukan milikku. Air mataku jatuh seketika membasahi pipi, dalam hatiku berkata ya Allah mungkin aku terlalu ke-GR-an hingga menjadi seperti ini. Hati ini begitu mudah jatuh dalam dekapan yang tak sepantasnya, dan setelah kenyataan itu diperlihatkan sirna sudah harapan. Maafkan diriku duhai Yasmin yang sempat memilki rasa pada calon imam-mu. Biarlah kan kuhapus rasa yang pernah singgah antara aku dan dirinya dengan guyuran hujan yang sempat menjadi pertemuan termanis yang pernah kurasa.

Sabtu, 27 Februari 2016

CERPEN: GADIS TANGRAI

Synopsis
*Tak akan pernah sirna, jika bait-bait ketulusan menari indah di atas segala keindahan dari rangkaian kata yang terucap dari kedua bibir
*Keanggunan hakiki bukan tercipta dari elok rupawan, melainkan persembahan dari sebongkah hati yang pandai bersyukur

Gadis Tangrai

“Kita sambut pemenang tahun ini adalah…………….?”
Semua tampak tegang dan tak bersuara, hanya suara penonton yang bersorak agar jagoan mereka menang.
“Putri Sejagad tahun ini diberikan kepada………. WATI JAMILAH” suara pembawa acaranya lantang menyebut namaku sebagai pemenang.
Aku pun rasanya tak percaya, berjalan dengan tubuh yang langsing, tinggi 177, berat badan 45, dan rambut panjang bergelombang melengkapi kecantikanku malam ini. Mahkota putri sejagad pun disematkan di kepalaku, sambil menerima selempang bertuliskan putri sejagad, aku berpikir apakah ini mimpi, aku pun berjalan sambil melambaikan tangan ke arah penonton sambil membawa piala, saat aku berjalan dengan anggunnya laksana putri di negeri dongeng itu, kemudian  ada suara memanggil namaku, sepertinnya kukenal.
***
“WATTTTIIIIIIIIIIII” itu adalah suara Indah temanku
Aku pun terkaget dan membuka kedua kelopak mataku dan melihat Indah  mengoyang-goyangkan punggungku. Aku pun mengangkat kepalaku dari meja sambil mengucek-ngucek mata. Dan ini memang hanya mimpi
“Kamu tadi mimpi apa sih, tidur kok lambai-lambai tangain senyum-senyum tak jelas lagi”
“Teman-teman si Gadis Tangrai ini berkhayal jadi putri sejagad kali ya, masa dia melambaikan tangan. Ya itu tidak akan pernah mungkin terjadilah, lihat saja tubunya yang sintal, saat berjalan tubuhnya bergoyang. Goyang lemak maksudnya.” Kelas pun di isi dengan suara tertawaan.
Rasanya aku ingin mencincangnya habis-habisan, mulut cowok-cowok di kelas ku itu seperti ular berhati harimau, tahu kapan akan menerekamku. Sejak aku masuk di jurusan kedokteran ini, mereka seperti tidak percaya dan aku selalu menjadi bahan ejekan di kelas. Aku selalu dipanggil gadis tangrai karena tempat tinggalku berada di sana, apalagi tempat tersebut merupakan kawasan keluarga bahagia, memiliki postur tubuh sumo, tapi julukan gadis tangrai itu ada kepanjangnnya yaitu TANGRAI (TANGGUH DAN BERANI) mereka selalu bilang bahwa aku adalah sesosok perempuan yang tubuhnya kekar dan selalu melawan mereka hingga membuat mereka lari terbirit-birit, tapi itu tidak membuat mereka tobat, dan selalu mengusik zona tenangku.
Hari ini mereka benar-benar merusak suasana hatiku, mimpi indahku tadi, dirusak dengan kata-kata yang menghempaskan harapanku. Aku pun menarik tasku di atas meja dan bergegas di hadapan mereka untuk pulang ke rumah, tanpa memperdulikan Indah memanggilku
“Wat, kita masih ada jam kuliah lagi loh” ia meneriaki aku dari jauh, tapi aku tidak memperdulikannya hanya berlalu saja, kali ini mereka benar-benar keterlaluan, candaan seperti itu sama sekali tidak lucu bagiku.
***
Hampir seminggu aku tidak masuk sekolah, hanya Indah yang peduli dan menjengukku di rumah. keadaanku yang pucat dan gemetaran membuat ia begitu kaget padaku.
“Wat, kamu sakit apa kok pucat abis?” ia duduk di sampingku sambil matanya melotot tak percaya.
“Aku, terkena mah kronis ndah, seminggu yang lalu, saat aku pulang kuliah aku tidak ada makan sama sekali dan aku lanjutkan keesokan harinya, sebenarnya niatku untuk diet, tapi keadaannya berbalik jadinya aku diponis mah akut ndah. Makanya hari ketiga dan selanjutnya aku tidak masuk kuliah, sekarang pun aku merasa tidak nafsu untuk makan.”
“Apa gara-gara kata si Bagong itu ya? Kamu kan perempuan tahan banting apalagi masalah ejekan sepele itu, kamu kan dijuluki Gadis Tangrai, gadis tangguh dan berani, terus gara-gara ejekan mereka jadi letoy. udah deh wat jangan nyiksa diri, nanti hilang loh julukan itu!”
“Tapi si Bagong ada benarnya juga, badanku terlampau berat ndah. Tinggi 157, berat 60 kilo membuatku seperti badut yang siap mengoyangkan taman kanak-kanak”
Hahaha, ada-ada saja kamu Wat. Nih aku beri tahu ya, ada sebuah penyakit yang namanya ANOREKSIA, yang merupakan sebuah penyakit di mana berat badan seseorang mulai menurun secara drastis hingga postur tubuhnya menjadi tidak normal lagi bahkan seorang bisa kehilangan keseimbangan dalam bergerak karena tubuhnya sudah seperti tengkorak, salah satu penyebabnya adalah dari diet ekstrim yang seperti kamu itu loh. Kalau tidak percaya kita buka embah google ya” indah pun mengambil handphonenya dan mulai mencarinya di embah google.
“Ya ampun Ndah, kok seram amat. Ih kok jadi gitu sih, tulangnya seperti mau keluar gitu, kalau sudah terjadi seperti itu bisa disembuhkan atau tidak ya?”
“Nah, kalau sudah terjadi seperti ini kecil kemungkinan Wat. Kalau kamu mau badan ideal seperti aku, caranya gampang kok, cukup jaga pola makan, hindari makanan yang terlalu berlemak, terus jangan terlalu stress, karena itu merupakan pemicu seseorang bisa makan dengan porsi berlebih. Mulai dari sekarang singkirkan cara pandang yang negatif hasil yang baik akan tercipta dari niat baik. terakhir adalah kita memang harus ikhlas dan sabar, menghargai diri sendiri itu akan lebih baik Wat, banyak-banyak bersyukur atas apa yang kita punya sekarang”
“Kamu benar Ndah, selama ini aku kurang bersyukur, masih banyak orang yang kurang beruntung dari aku. Oke buk dokter mulai sekarang, saya Wati Jamilah akan berjanji tidak akan pernah galau lagi dan akan menjalankan hidup sesuai dengan kaidah yang sebenarnya dan Indah Salona Aurora menjadi saksi atas ikrarku mulai detik ini”
“Ye, akhirnya wati Jamilah insaf” Indah pun bertepuk tangan, aku pun dipeluknya.
“Kok kita jadi alai ya, ndah tapi tak lah mengapa yang penting aku sudah sadar”
***
Kini hari-hari yang kulewati disertai dengan canda tawa bersama teman-teman, tanpa memperdulikan apa kata mereka yang usil kepadaku. sekarang aku kembali menjadi GADIS TANGRAI (TANGGUH DAN BERANI) lagi dan aku mulai menjalani rutinitas. Dan kebiasaanku di kampus pun kujalani, saat tidak ada dosen yaitu tidur sejenak sambil memimpikan keindahan yang tercipta dari lubuk hati, hingga orang-orang kaget dibuat oleh ku karena begitu indahnya mimpiku. Aku mengigau sambil tersenyum dengan kepala masih di atas meja, mata terpejam, tangan pun kulambai-lambai kan ke atas secara perlahan meniru putri sejagad yang sedang berpose ketika dinobatkan menjadi pemenang.
“Si Gadis Tangrai itu kenapa lagi, ngigau di siang bolong”
“Heh Bagong, jangan gangu si Gadis Tangrai itu ya. Kamu harus tahu si Wati itu tengah memasuki fase REM atau Rapid Eye Movement, yaitu sebuah fase dalam tidur yang sering mendatangkan mimpi”
Duh-duh buk dokter super sekali anda. Udah deh gak usah sok ilmiah gak mampan.” Si Bagong membalasnya
“Ya udah terserah kamu. Pokonya jangan gangguin orang lain ya. Coba kalau kamu berada di posisi dia apa yang akan kamu rasakan jika dibully seperti ini?. jika ingin bertindak itu lihat impectnya ke orang itu apa. Sekali-kali gunakan hati nurani kamu bukan ego-mu.” Si Indah pun mengamuk pada Bagong, setelah berbicara ia pun pergi dari hadapan si Bagong.



Sabtu, 13 Februari 2016

CERPEN: SEKUNTUM MAWAR UNTUK ROSE

SINOPSIS
Sekuntum mawar untuk rose, yang setiap kelopaknya memberikan makna keharuman pada sebuah ketulusan, tangkai-tangkainya mengajarkan bahwa sejati itu tercipta berawal dari ketulusan.

Sekuntum Mawar Untuk Rose

“Alhamdulillah, selamat ya sahabatku tercinta. Kamu memang hebat Roja, aku yakin suatu hari nanti kamu pasti akan menjadi orang besar”
“Iya, terima kasih Ros, ini juga berkat doa kalian semua. Aku diterima beasiswa, perjuanganku selama ini tidaklah sia-sia”
“Tapi, kita tidak akan bertemu dalam waktu yang lama. Tenang saja aku akan selalu mengirimkanmu surat setiap minggu, untuk menyemangatimu, bagaimana? Oh iya, kalau Roja sudah liburan nanti, bawakan aku sekuntum bunga rose ya, eh salah mawar. Hehehe.”
Bahagia sekaligus senang, ia menatapku. Rose adalah teman yang selalu bersamaku baik susah maupun senang dari SD sampai SMA, namun sayang kami harus berpisah karena aku mendapatkan beasiswa untuk kuliah di kota. Ia menagangap diriku seperti saudara kandungnya sendiri, sehingga untuk melepas kepergianku ia berusaha untuk terlihat senang di depanku, padahal kutahu ia sangatlah sedih. Ia berjanji akan selalu mengirimkan surat setiap minggu kepadaku, meski jarak antara rumah dan kantor pos sangatlah jauh, karena kondisi keluarganya yang kurang mampu, ia pun tidak memiliki uang untuk membeli handphone seperti orang lain.
Sekuntum mawar adalah pesannya padaku ketika aku kembali ke kampung halaman, ia sangat ingin melihat keindahan dan keharuman bunga itu. setelah ia tahu dari seorang guru di SMA bahwa di balik namanya terisirat makna bahwa rose itu berasal dari bahasa inggris yang berarti mawar, ia pun rajin membaca buku di perpustakaan tentang bunga mawar ini, dan memilki impian untuk melihat sekuntum mawar merah yang tidak pernah ada di kampung.
***
Satu tahun berlalu, ketika kurasa apa yang kuinginkan terasa ada. Menjadi mahasiswai teladan, memiliki IP tertinggi beberapa semester berturut-turut. Banyak yang ingin berteman padaku, terutama cowok populer di kampus itu juga dikabarkan menyukaiku. Hari-hari tampak semupurna bagiku, hampir liburan semester selanjutnya kau tidak ingin pulang ke kampung halaman lagi, karena di sini aku banyak teman, cantik, berwawasan, dan selalu membawaku mengenal hal-hal baru. Surat dari Rose tak pernah kubaca sejak sebulan terkahir. Suratnya hanya kusimpan di dalam lemari saja.  Tapi, sejak sebulan terakhir berlalu itu aku tidak pernah lagi mendapat surat dari Rose. Mungkin ia sudah bosan menulis surat pikirku. Betul apa yang dikatakan Helda padaku tidak ada teman sejati itu, kita menjadi teman karena memilki kepentingan bersama, teman yang baik juga bisa menjadi musuh dalam selimut bagi kita.
Keesokan harinya saat di kampus, saat ujian semester segera berakhir, aku tidak sempat belajar karena diajak nongkrong di café oleh Helda dan teman-teman lainnya. betapa paniknya aku bahwa hari ini adalah ujian kalkulus, apa yang harus kulakukan, aku tidak melihat jadwal. Si Helda melihat kepanikanku pun menepuk pundaku dari belakang secara perlahan.
“Ia udah kamu lihat catatan saja, lihat nih kami semuanya lihat catatan kok. Tenang pengawasnya lagi asyik dengan HP, yang satunya tadi lagi keluar”
Menyontek adalah hal yang pernah aku lakukan sebelumnya, gemetaran bercampur keringat dingin, juga binggung melandaku saat ini. Kalau aku tidak lulus mata kuliah ini, beasiswaku bisa dicabut. Aku pun memberanikan diri melihat catatan dan mulai mengisi di lembar jawabanku. Tidak lama kemudian pengawas galak yang sedang keluar tadi, masuk ke dalam dan melihatku sedang melihat ke bawah meja.
“SAHROJA SAHIRA ANNISA, saya tidak meyangka kamu mahasiswi yang di cap sebagai mahasiswi teladan melakukan perbuatan hina seperti ini. MENYONTEK, itu perbuatan yang sangat memalukan bagi dunia akademik terutama Instansi kita tahu tidak, apalagi agama, apakah ada yang menyontek selain mahasiswi ex-teladan ini HAH”
Semuanya mengeleng. Hanya aku yang ketahuan nyontek. Aku pun dibawa ke kantor untuk di sidang dengan berbagai omelan dari pengawas akhirnya aku pun keluar dari ruangan, dengan ancaman bahwa beasiswaku akan dicabut. dengan perasaan kacau, sekaligus mata memerah, diriku keluar dari ruangan itu. Saat aku hendak kembali ke kelas menyelesaikan ujian terakhirku, orang-orang di sekitar memandangku dengan sinis. Terutama cowok populer itu tidak sama sekali melirikku, ia berlalu pergi ketika berpapasan denganku. helda dan teman-teman di kelasku, memandang sinis padaku.
“Eh ada cewek yang ngakunya pintar, tapi pas diajak nyontek mau juga ya. Tak disangka ya, dia tidak layak menjadi teman kita, sampai-sampai si Dira saja tadi tidak percaya dengan hal itu sungguh kasihan sekali nasibnya”
Aku hanya terdiam, kupikir ia adalah teman terbaikku. Nyatanya ia, seperti yang lainnya malah semakin menjatuhkannku. Setelah pulang kuliah, aku menangis sejadi-jadinya, kumantapkan hatiku untuk pulang ke kampung halaman. Tiba-tiba rasa rindu pada rose bersemayam di benaku. Lalu kuambil surat milik Rose yang sebulan terakhir ia kirim tidak dibaca olehku.
Untuk sahabatku Roja
Semoga kamu di sana selalu baik-baik saja ya. Di sini Rose selalu menantimu, oh iya sebenarnya Rose sangat sedih ketika Roja tidak pulang selama setahun terakhir ini. Tapi Rose menghargai keputusan Roja. Rose berharap roja akan pulang ke kampung ya, agar kita bisa seperti dulu lagi bisa tersenyum bersama, tertawa, juga sedih bersama. Rose tidak sabar ingin mendengar banyak cerita tentang Roja di kota . Oh iya kenapa tiga kali surat yang Rose kirim tidak dibalas oleh Roja, Rose sangat sedih juga rindu dengan Roja. Roja balas ya surat ini, kalaupun tidak ketika Roja pulang nanti harus membawa bunga mawar yang rose pinta itu ya.
Roja, Rose sangat, sangat, sangat, sangat rindu dengan roja. Rindu saat kita bercerita tentang banyak hal. Sekarang Rose merasa kesepian tidak ada Roja di sini, Rose merasa sendiri karena Roja ada teman sekaligus saudara rose selama ini, dan itu tidak akan pernah putus sampai ajal menjemput. Karena rose suka puisi ini, Rose buat khusus untuk mengobati rasa rindu pada Roja,
Untuk sahabatku
Mentari selalu menyinari ikatan persahabatan
Gengaman tangan mengobar di angkasa
Bersorak hingga menggema
Itulah kita duhai sahabat

Sedih, susah, senang  tiada dusta
Mewarnai setiap langkah yang dipijaki
Menginspirasi di setiap gerak denyut nadi
Menjadikan sempurna dalam ikatan persahabatan

Sejati itu akan tercipta jika berawal dari ketulusan
Merangkai kepercayaan lewat semangat
Rangkulan di bahu yang membawa kita bersama-sama
Pada suatu titik tentang indahnya sebuah persahabatan

Roja puisi sederhana ini, kutulis berulang kali untuk dikirim padamu, semoga hatimu terketuk untuk pulang ya. Rose sangat berharap roja pulang libur semester kali ini.

Setelah aku membaca surat yang terakhir yang ia kirim padaku. Air mataku pun menetes, tersadar aku bahwa Rose adalah sahabat yang paling setia menantiku dan selalu mendukungku, ia yang selalu ada di saat aku merasa senang maupun sedih, meski ia tidak berada di sampingku, ia terasa ada di sampingku dan menguatkanku. Aku pun bergegas mengemaskan baju untuk pulang ke kampung halamanku besok tidak lupa kubeli sekuntum mawar untuknya.
***
Sesampaiku di kampung halaman, aku ingin memberikan kejutan kepada Rose, kuhampiri rumahnya sambil membawa sekuntum mawar itu. terlihatlah kepulan asap dari rumah yang berdinding bambu milik Rose. Suasana rumahnya tampak sepi.
“Assalamulaikum, Rose, Rose, Rose, Roja pulang nih” sambil melirik-lirik ke dalam pintu yang terbuka.
Kukira Rose yang keluar, tetapi ibunya yang keluar.
“Bu, Rosenya ada?”
“Mari ikut ibu!”
Ibu rose membawaku berjalan entah ke mana, aku pun tidak bertanya padanya karena senang hendak bertemu dengan rose”
Aku kaget tidak menyangka Rose kini “ROOOOOOOS, kamu kenapa pergi secepat ini, hanya kau saja teman yang paling setia dan mengerti aku Rose, aku kembali Rose, sahabatuku maafkan aku yang pernah mengabaikanmu” aku bersandar pada batu nisan Rose, yang tak kusangka akan terjadi seperti ini.
“Roja, sudahlah ini mungkin sudah menjadi takdir Rose, sebenarnya Rose meninggal sudah beberapa minggu yang lalu, tapi pesan terakhirnya jangan memberitahumu jika ia akan pergi, ia tidak ingin menggangu ujianmu. Rose ditabrak motor saat hendak menyeberang menuju kantor pos. makanya ia tidak pernah mengirimkanmu surat lagi”
“Rose maafkan Roja karena pernah mengabaikanmu, ini saja yang bisa kupersembahkan untuk persahabatan kita sekuntum mawar untukmu rose, semoga kau selalu tenang di kehidupan barumu”



Jumat, 12 Februari 2016

CERPEN: RASA SEMANIS COKLAT

Sinopsis
Rasa di atas segala rasa, Ia selalu hadir ketika diri berada di titik terendah dalam hidup, dan memiliki radar khusus tuk melihat ke dasar jiwa tuk menemukan kunci agar terbukanya pintu hati

Rasa Semanis Coklat

Lembut sekaligus manis terasa legit dan secara perlahan meleleh hingga potongan terakhir. Itulah coklat, membuat penikmatnya memjamkan mata meresapi belaian manisnya di lidah dengan bau khasnya, diiringi lantunan music sendu, hingga suasana seakan bersemi membentuk rasa senang. Tiba-tiba dari arah belakang “BLAK” bahuku dikejutkan, hampir mambuat jantungku lepas dari anggota tubuh.
“HANI, awas kamu ya, merusak suasana hati saja”
“Iya deh maaf, kamu tadi senyum-senyum sendiri kenapa? Lagi mikirin pangeran berkuda putih yang semanis coklat itu ya?”
“Ada-ada saja, kamu tahu kan malam itu saatnya orang-orang untuk merasakan ketenangan yang sesungguhnya, jadi inilah momen terbaikku dengan rasa kesukaanku, yaitu coklat yang berlapis coklat”
“Kok jadi beriklan deh, tapi ngomong-ngomong masih ingat tidak? sebulan yang lalu saat bulan januari, di hari pertama kita masuk kuliah di semester lima, rasa semanis coklat itu menyadarkan kita  ya???”
***
Aku masih ingat kok, saat itu adalah tanggal 1 januari, hari di mana para mahasiswa di kampus belajar seperti biasa. Berkumpul bersama teman membicarakan liburannya masing-masing saat di kampung halaman, sambil menunggu dosen seperti apa yang akan dihadapi di semester ini. Hari pertama kuliah sejak pagi hingga menjelang siang, tampak biasa-biasa saja. tapi, setelah mata kuliah terakhir usai, ketika hendak ke parkiran motor, aku dan hani terkejut melihat ada kantong hitam yang digantungkan di depan motor milikku,
“Han, itu apa?”
“Jangan-jangan bom lagi”
“Korban berita deh, ayo kamu yang ambil”
“Loh,loh kok jadi Hani. Nana dong. Nana kan yang punya motor”
Aku pun sedikit memberanikan diri membuka kantong hitam itu dan ternyata isinya adalah “SEPASASANG COKLAT” yang sangat menggugah batinku. Aku dan hani bertanya-tanya ini milik siapa.. Hampir satu parkiran kami tanyakan siapa yang punya tidak ada siapapun yang mengaku. Hingga akhirnya terpaksa coklat itu aku bawa pulang. Sepanjang jalan si Hani berandai-andai yang aneh hingga membuatku sedikit ingin muntah.
“Eh Na, jangan-jangan dia the secreet admirer . Kan coklatnya ada dua. Kalau dipikir-pikir tuh orangnya so sweet banget deh, kenapa jadi drama gini ya. Tapi gak mungkin deh dia menujukan coklatnya untuk dua orang, emangnya dia mau poligami, ih aku gak rela, dan tidak akan pernah rela. Pasti salah satu di antara kitalah yang kemungkinan menjadi bidadari idamannya.”
Aku pun tidak menghiraukan perkataan temanku yang sedikit dramatis ini, coklat itu kusimpan saja, siapa tahu si pemiliknya suatu hari kan muncul. Hari pun berlalu ke esokan harinya lagi, pagi-pagi kuparkirkan motorku di tempat yang sama, si hani ini orangnya tidak pernah diam, selalu brisik.
“kok pakai baju coklat, jangan-jangan terinspirasi dengan kejadian kemarin ya Na?”
“Males deh liat tampang menggodamu seperti itu, kamu kan tahu aku kan suka apa saja yang berhubungan dengan coklat”
“Oh, iya-ya, sepertinya hidupmu didominasi oleh warna coklat deh, setiap hari coklat melulu. Dari susu, baju, perna-pernik Sampai-sampai kamar aja di cat warna coklat, haduh, lama-lama kamu jadi wonder coklat deh Nana. Ya hani baru ngerti, jangan-jangan yang ngasi coklat itu suka sama kamu lagi”
“Apaan sih kamu Hani, dasar Miss Dramasiasasi. Emang ini seperti drama yang kamu tonton. Ini kehidupan nyata loh”
“ Emang seperti itu biasanya di film-film kalau ada yang ngasi kamu sesuatu pasti jadi LOVE, LOVE”
Aku jadi kepikiran dengan perkataan Hani waktu sampai di parkiran tadi. Sampai-sampai saat mata kuliah statistik saja hampir spidol melayang ke mukaku yang semanis coklat ini, karena melamun. ini semua gara-gara hani sang miss dramasisasi itu. setelah kami pulang, di parkiran terjadi lagi sebuah peristiwa saat kantong pelastik itu menjuntai di depan motorku. Oh apa ini, pikirku. Tidak hanya dua hari ini, tetapi ini terjadi hampir pertengahan tanggal di bulan januari, tanpa absen.
Tibalah, di penghujung Januari tepatnya tanggal 30. Ada secarik kertas berwarna coklat, bertuliskan

Dear Nana
Assalamualaikum, Misteri hati yang selama ini kusembunyikan darimu, lewat dua pasang coklat itu sebenarnya inginku sampaikan secara langsung, tapi daku ingin sesuatu yang berbeda, semoga apa yang daku lakukan bisa meluluhkan hatimu, dan kini tibalah saatnya daku ingin menunjukan siapa sebenarnya daku, kuharap dikau datang di bawah pohon di belakang kampus kita, terima kasih.

“Ya ampun, manisnya kata-kata pakai daku-daku lagi, mirip surat cinta 80-an, kan benar ini orang sukanya sama kamu Nana. Tapi kamu kan janji tidak akan menjalin hubungan cinta-cintaan itu selama kuliah. Apa kamu akan menjilat ludahmu sendiri?
Aku hanya terdiam dan berlalu di hadapan Hani. Sambil membawa surat itu. lama kuberpikir hingga tiba waktunya isya berkumandang, kubasahi diri dengan aliran air wudu, dan sujudku lakukan dengan sepenuh hati, hingga akhirnya kutengadahkan tangan memohon petunjuk darinya sampai meneteskan air mata, dan aku bertanya apakah ini ujian atas istiqamahku selama ini, atau ini memang sudah tiba jodohku. Dalam setiap tarikan nafas yang kuhembuskan saat menyebut nama-Nya terasa manis, semanis coklat yang tiada candu di dalamnya, kemurnian rasa yang tercipta dari khusu.
Tibalah saatnya benar-benar di penghujung tanggal, 31 Januari, hari yang membuatku harus memutuskan.
“Udah tahajud belum semalam? Sepertinya kamu cemas atau tidak sabaran melihat orangnya, katanya mau ketemuan di sini, mana orangnya, kok banyak sekali orang yang berlalu lalang di sini, kiraain tempanya sunyi, habis kita jarang di sni kan Na? ups lupa kamu kan lagi binggung maaf ya ngomong terus dari tadi.”
Aku hanya diam menunggu cemas, siapa orang yang selama ini menggantungkan coklat di motor. Tanpa memperdulikan si mulut comel Hani itu.
“Itu ada cowok, itu kan Arif, tapi kok iya balik lagi, atau si Bima dia sepertinya mau ke sini”
Tiba-tiba dari arah belakang, angin tampak melayang-layangkan daun-daun kering hingga jatuh mengenai sesosok lelaki berparas tinggi semampai itu ketika kami membalikan badan. Dan aku terkejut bukan main. Lalu berkata
“Assalamualaikum ya ukhti?”
“HAKIKI” mataku melotot bukan main, melihat cowok populer yang terkenal dengan IQ tingkat tinggi, dengan retorika yang super itu, yang menjadi pengemar rahasiaku selama ini.
“Ternyata ikhwan kacamata itu yang jadi pengagum rahasiamu selama ini Na” Hani berbisik perlahan padaku.
Sebenarnya aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Tak menyangka ia memang seperti pangeran berkuda putih yang semanis coklat yang kuidam-idamkan selama ini, tapi tak kusangka dibalik kehebatannya itu kenapa ia memilih menjalin hubungan seperti ini dengan seorang perempuan. Aku lagi, apa hebatnya hanyalah gadis biasa yang selalu sembunyi di balik buku-buku novel romantis dan ilmu agama pas-pasan.
“Pasti Nana sudah tahu maksud kedatangan saya. Saya berharap kita bisa saling mengenal seperti layaknya pasangan lainnya”
Lama ku terdiam tak bicara, hanya menunduk, hingga Hani pun mengagetkanku untuk berbicara kepadanya.
“Sebenarnya ki, kalau boleh mengakui caramu menyampaikan rasa itu memang semanis coklat, awalnya memang diri ini menyukai dirimu sama seperti yang lainnya, tapi kurasa caramu tidak tepat dalam menafsirkan cinta itu. Cinta itu tidak hanya sebatas coklat, jika kita berjodoh masa depan yang akan membuktikannya, maaf ini keputusanku Ki, ayo pergi Han” aku pun megang tangan Hani dan berlalu di hadapannya
“Nikmat mana yang telah kudustakan, Nana? Saya memang begitu menghargai rasa cinta itu, menahan perasaan ini selama ini, apa diri ini harus berdusta selamannya. Rasa cinta yang kurasakan ini melebihi manisnya coklat dan sangat tulus, kau harus tahu itu”
Aku berhenti mendengar perkataannya seperti itu, dan aku hanya terdiam terpaku dan aku pun menghela nafas mengumpulkan energy tuk menghadapinya.
“Kamu harus tahu, rasa yang paling istimewa, rasa di atas segala rasa memanglah cinta, tapi kita lupa bahwa sang pemilik cinta yang sesunggunya adalah ALLAH. Selamanya rasa semanis coklat akan diberikannya kepada insan yang mau menjalankan syariatnya dengan benar, maka jangan pernah mendustai nikmat yang telah diberikan-Nya.”
“Apakah kamu tidak akan menerimaku seperti yang kuinginkan?”
“Yah, memang dirimu sangat menawan, tapi diri ini tak akan membiarkan ikhwan sepertimu ternodai dari penafsiran cinta yang salah. Masalah hati, tak akan mudah dibuka begitu saja ia butuh pembuktian dan usaha demi membuka pintu hati yang terkunci rapat saat ini, dan akan terbuka pada saat yang tepat. Assalamulaikum ya Akhi”
Aku pergi pergi bergegas di parkiran, takutnya ia akan mengejarku seperti di drama-drama itu. Hingga kubergegas menyalakan motor dan berlalu bersama Hani.
“Ya ampun Na, puitis sekali kata-kata mu tadi. Daku sampai meletakan tangan di pipi loh, kamu yakin dengan keputusanmu itu”
“Jika dia sungguh-sungguh dan bisa berusaha membuka hati pintu hatiku di masa depan kelak, mungkin iya”
***
“Na, na. hei kok ngelamun paki senyum-senyum aneh lagi. Hani mau pinjam catatan statistinya kan mau belajar, besok ujian hehehe”




Minggu, 07 Februari 2016

pusi minggu

Antara hijrah dan istiqamah
Ketika dua kata itu disandingkan
Ada gelisah yang berkecamuk
Dalam hati, yang tak bisa dimengerti
Hijrah selalu menawarkan jutaan
Kesyahduan yang menjuntai
Pada tali-tali jiwa yang mampu istiqamah
Namun, terkadang keteguahan hati
Diuji ketika memutuskan untuk pindah
Orang bilang ada indah di setiap pindah
Kenyataannya adalah tak semulus bayangan
Untuk menunju puncak istiqamah hati
Seperti tampak tertatih, hingga semuanya
Terasa melelahkan

Geram
Rupa merona kemerahan
Memancarkan geram
Hati pun meronta
Berdemo geram
Raga seakan mati rasa
Geram tanpa suara
Berharap kekuatan abracadabra muncul
Menepis rasa geram
Genggaman rasanya ingin menghentikan
Hingga geram segera pergi
Sorakan itu seperti menggema
Mengularkan kemampuan kegeramanku

Oh senja
Sebenarnya ingin kutliskan
Pesonamu yang tampak indah
Namun saat kunanti sore tiba
Jejakmu tak bisa kulihat dilangit
Hanyalah tampak langit buram
Bercampur gelap,
Oh senja dimana kau kini
Yang selalu mengundangku
Tuk menenmukanmu di tempat
Terindah hingga pesonamu tampak nyata
Di saat aku berada di tempat yang tepat
Senja tak pernah mengizinkan ku tuk
Melihat prosesnya hingga membentuk
Lembayung sutra di angkasa
Oh senja suatu hari nanti kau kan tampak indah
Di tempat yang tepat di masa depan



Selasa, 02 Februari 2016

Kasih Berbalut Rindu

Kasih Berbalut Rindu
Tali kasih yang tak akan pernah putus sepanjang masa adalah keluarga, tanpa mereka  kita tak akan pernah menjadi apa-apa. Di saat kita berada jauh dari mereka, barulah menyadari bahwa rindu itu selalu beremayam dalam hati. suasana rindu itu, memang bisa diobati dengan menelepon tapi kurasa itu tak cukup. Tak ada penawar yang mampu menolak rindu selain menggambarkan orang terkasih. umak, apak, adek, neng rinuk kitak.

Umak
Umak adalah sesosok makhluk paling indah yang bisa berubah-rubah tergantung suasana hatinya. Kesederhanaan yang selalu beliau ajarkan, membuatku semakin rindu dan ingin memeluknya, mendengar suaranya lewat telepon saja membuat rasa ini seperti sangat-sangat merindukannya. Aku benar-benar merasakan kasih sayang dari umak adalah saat aku berada jauh darinya. Walaupun dulu ketika masih sekolah umak tak pernah absen mengomeliku, karena sering terlambat bangun pagi, kemudian juga mengomeliku karena suka menonton drama korea. Setelah berada jauh darinya barulah benar-benar merasakan hidup mandiri. Selain rindu omelan umak, aku juga rindu dengan masakan umak, aroma ayam kecap dan rebung asam pedas yang membuat melting. Neng tahu umak pasti berat melepas neng pergi jauh, kegagalan yang dialami memang umak kurang merestui eneng kuliah di luar Kalimantan. Tapi eneng akan buktikan pilihan neng kuliah dan merantau adalah untuk menjadi anak yang bisa membahagiakan orang tua.

Apak
Apak adalah lelaki terhebat di seluruh jagad raya ini. Apak kurindu belaian tanganmu di atas kepalaku dan saat engkau sering memencet hidungku. Kurindu saat apak selalu ada di saat raga ini selalu merasa gelisah dan juga mendekati kata putus asa, bahunya selalu siap menopang kepala dan membiarkan diri untuk menceritakan keluh kesah yang terjadi. Apak kurindu senyummu yang tulus kepada siapa saja. Di saat apak menelepon dan mengatakan “Belajar benar-benar dan jangan terlalu banyak berpikir yang macam-macam” membuatku ingin meneteskan air mata dan apak rasanya detik ini kuingin memelukmu erat. Kutahu betapa berat tanggung jawabmu sebagai seorang ayah, tapi aku salut denganya yang tak pernah memperlihatkan lelah dan sedihnya kepada anak-anaknya. Kepercayaan yang apak tanamkan padaku, insyaAllah tak akan kukecewakan. Apak adalah sosok lelaki penyebar sedunia yang pernah kukenal. Maka izinkan anakmu ini untuk membalas setiap keringat yang berikan untuk anakmu ini di masa depan nanti.

Adek
Adek adalah makhluk paling mungil di keluarga kami yang berjenis kelamin perempuan. Usianya terpaut tujuh tahun dariku. Hal yang kurindukan darinya adalah berebut remote tivi karena kami tidak pernah akur dan satu visi saat menonton tivi, adek sukanya nonton kartun akunya suka nonton drama korea bentrok jadinya dan tak jarang menimbulkan korban merajuk antara aku atau dia, juga menjahili dirinya hingga menangis adalah kesenangan ku dulu pada saat masih sekolah. Rindu juga di saat mengerjakan PR bersama-sama, juga saat mengantarkannya di depan gerbang sekolah. Dulu kami sempat mengira adek hidupnya tidak lama lagi, dikarenakan pada saat itu lagi heboh-hebohnya penyakit demam berdarah. Selama berbulan-bulan adek terbaring di rumah sakit Sanggau  kondisinya sudah pada tahap kritis. Pada saat itulah diriku merasa kehilangan sosok adek, saat itu juga aku berjanji akan selalu menyayanginya dan tak pernah menjahilinya. Sekarang ia sudah mulai beranjak remaja dan ia selalu menanti kedatanganku di rumah. Adek tunggu ya, neng akan pulang dan menceritakan  buanyaaak hal


Senin, 01 Februari 2016

LOVE STORY IN MY CLASS

LOVE STORY IN MY CLASS

Ditemani dengan pop mie, terasa cocok untuk menemani saat hujan, juga menemaniku menuangkan sekelumit kisah hari ini. Topik tentang pasangan hidup tampaknya sedang booming-boomingnya di kelas, apalagi kalau udah mata kuliah fiqih, pasti pertanyaannya terkadang menyimpang masalah seputar pernikahan. Jika sudah ,membahas hal tersebut kelas menjadi hidup, yang ngantuk setengah hati jadi melek sepenuh hati, tertawa sambil senyum-senyum tak jelas saat mendengar penejelasan dosen.

Ada lagi ketika dosen masuk melihat kelangkaan lelaki di kelas, mengatakan dunia itu memang sudah tampak jelas tanda-tanda kiamatnya di kelas ini, laki-lakinya aja tinggal 5 orang, oh no, terus beliau bilang buat para cewek-cewek harus siap-siap dimadu, oh gak kebayang apa jadinya nanti. Teori poligami sepertinya sudah meracuni sebagian pikiran orang-orang di kelas, sehingga mendoktrin semau hatinya, cieh bahasaku berat amat dah.

Permasalahannya adalah kenapa seseorang yang single seperti diharamkan di kelas, sampai-sampai ada yang bertanya kamu maunya yang seperti apa nanti aku carikan. Mirisnya nasib. Terus pakai acara dijodoh-jodohin lagi, sekarang bukan zamannya siti nurbaya lagi ya. Apalagi di setiap kesempatan selalu menggoda tak jelas, terkadang risih juga sih ngeliatnya.

Bagi sebagian orang untuk berkomitmen bukanlah hal yang biasa, karena ia memandangnya begitu istimewa sehingga ia menunggu waktu yang tepat sambil memperbaiki dirinya untuk menunggu masa itu. Memang cinta yang ditawarkan dalam bentuk pacaran tampak seperti menggugah, tapi sayangnya tak semua orang menginginkan cinta semacam itu, cinta adalah sebuah rasa yang patut dihormati, tanpa ternodai sedikit pun dengan cinta yang semu itu.

cinta memang terlihat manis di awal, tapi terkadang ada sebuah akhir yang menyakitkan. Contohnya saja ada orang yang pacaran selama 7 tahun dari sma sampai kuliah, udah kenal sama keluarga terus putus begitu saja di tahun ke-7nya, gak mau deh kejadian tersebut terjadi pada diri, semoga saja dijauhkan amin.